Selasa, 11 Juni 2013

Perpecahan Band Legendaris

The Beatles

Dari sekian banyak spekulasi tentang cerita dibalik bubarnya The Beatles, salah satu yang paling terkenal adalah tertuduhnya Yoko Ono sebagai dalang dibalik kehancuran band legendaris ini. Namun cerita tentang Yoko Ono sudah diluruskan, dia bukanlah pelakunya. Bahkan Paul McCartney mengkonfirmasi hal tersebut.
Dibalik suara dahsyat mereka yang menjunjung tinggi perdamaian dan harmoni di antara umat manusia, The Beatles sendiri terlibat berbagai masalah yang cukup kacau. Ego, keputusan bisnis yang salah, persaingan ketat di antara para jenius dalam formasi mereka, hal-hal seperti itu menjadi batu sandungan dalam kesuksesan besar The Beatles. Ada keretakan di hati para fans The Beatles ketika Paul McCartney mengumumkan perpisahan dirinya dengan band tersebut pada 1970. Setelah itu, dua jenius yang bermusuhan yaitu John Lennon dan Paul McCartney mulai memancing emosi satu sama lain dengan karya-karya solo mereka. Salah satunya dilakukan McCartney dalam lagu Too Many People dan Lennon dengan How Do You Sleep.
Mereka akhirnya benar-benar mengalami perpisahan selamanya ketika Lennon ditembak seorang fans gila bernama Mark David Chapman.

The Police

The Police dengan cepat diterima banyak orang sebagai salah satu band besar setelah dibentuk pada 1977. Mereka terlihat menjanjikan, mereka tumbuh dengan cepat, namun tampaknya masing-masing personil memiliki kesulitan ketika harus beradaptasi dengan kesuksesan.
Ketegangan memuncak ketika bassist Gordon Sting sebagai band leader mulai mengambil alih segalanya, sementara sang drummer Stewart Copeland dan Andy Summer mulai merasa diperlakukan sebagai seorang pegawai oleh Sting.
Perkelahian sengit sering terjadi setelah itu dan semuanya benar-benar berakhir ketika Sting memutuskan hengkang untuk bersolo karier. Tur terakhir mereka terjadi di tahun 1984, sebelum akhirnya mereka memisahkan diri secara tidak resmi. Tidak ada kata-kata perpisahan di antara personil maupun yang ditujukan pada para fans. The Police memang tidak sampai ke puncak, namun Sting menjadi musisi besar yang dihormati banyak orang

 

 

Guns N' Roses

 

Dalam sekejap, fans Guns N’ Roses terbelah menjadi dua bagian: Slash adalah Guns N’ Roses atau Axl Rose adalah Guns N’ Roses. Siapapun yang benar, fakta bahwa band ini dipenuhi ego tinggi diantara sekumpulan pecandu adalah hal yang akhirnya memisahkan mereka. Awal kehancuran terlihat ketika band ini menendang sang drummer Steven Adler yang memiliki masalah dengan obat-obatan. Padahal tiga tahun sebelumnya, Guns N’ Roses terlihat sempurna dengan dirilisnya masterpiece Appetite for Destruction di tahun 1987.
Guns N’ Roses masih berdiri tegak setelah keluarnya Adler, namun justru sang vokalis sendiri yang kemudian menghambat laju band ini. Axl Rose dipenuhi ego tinggi, menolak datang tepat waktu ketika konser berlangsung seakan ingin menunjukkan bahwa ia bisa melakukan apa saja. Slash dan Duff McKagan mulai gerah dengan tingkah Axl, hingga akhirnya mereka memisahkan diri setelah tur Use Your Illusion pada tahun 1993.
Kekacauan terakhir yang terjadi adalah dalam acara Rock and Roll Hall of Fame ketika Axl menolak datang karena tidak ingin menemui para personil lama Guns N’ Roses. Band ini masih ada hingga sekarang, namun formasi asli yang telah menguatkan fondasi mereka telah berpisah. Yang jelas, mereka tidak akan pernah bersatu kembali. Selamanya.


 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar