Pagi itu di sekolah di mana para siswa dan siswi
belum ramai oleh kedatangannya, di kelas X1 Ivank sedang mendengar musik dari
salah satu band faforitnya,yaitu Dewa 19, volume yang sedang sudah sangat gaduh
untuk jam sepagi ini di sekolah,dan cukup mengganggu Imam yang tengah membaca
buku novel yang dia pinjam di perpustakaan kemarin.
“Hey,hey
anak manis !”. teriak Imam kepada Iwan sambil member Isyarat kalau Volume music
dari Hanphonenya mengganggunya.
Ivank
hanya mengedipkan mata sambil mengecilkan bolume Hanphonenya.
Tak
lama berselang datanglah Irwan.”HALO SMUAAA ! ”. teriak Irwan yang berada di
depan pintu,beberapa penghuni kelas X1 sedikit terusik akan teriakan
tersebut,termasuk Ivank dan Imam.
“Dasar
manusia aneh!”.teriak Ivank sambil memasang Airphone miliknya.
Sedang
Imam hanya menatapnya dengan tatapan dingin.
“Hey
tak usah begitu juga donk tatapannya mas bro”.kata Irwan tersenyum sambil
mendekati Imam.”Hey itu Novel karangan Muh.Fajrin yah?”.sambil menatap sampul
buku yang di baca Imam dan menyentuhnya.
Imampun
menutup bukunya.”Kau!”.
“Hey
ada apa?”.Irwan terkaget-kaget melihat tingkah Imam.
Merasa
terganggu akhirnya Imam berhenti membaca dan pergi meninggalkan kelas.
Irwanpun mencari objek ain di
dalam kelas untuk bahan usilannya di pagi hari, akhirnya Irwan dan Ivan pun bertatapan
mata.
Tak lama kemudian Ivank mengangkat
tangah kirinya yang sudah dia kepal dan di arahkannya kepada Irwan sekana itu
pertanda kepada Irwan.”Jangan ganggu saya”.
Merasa tak ada yang seru lagi di
dalam kelas akhirnya Irwan juga keluar kelas dan bersandar di pintu luar kelas.Tak
lama kemudian datanglah Firmansyah dengan membawa sebuah buku yang sama dengan
milik Imam.
”Hey kau juga suka baca buku
Ini?”. Tanya irwan sambil merebut Novel Firmansyah dari tangannya
Sambil tersenyum Firmansyah
menjawab.”Iyah,ini lagi ngentren loh”.
Kemudian Irwan
membaik-balikkanbuku tersebut.”Hmmm,kelihatannya baru yah?”
“Iyah”jawab Firmanyah sambil
tersenyum kembali.”Maknya jangan pinjam”.lanjutnya sambil merebut kembali buku
tersebut dari tangan Irwan dan kemudian masuk kedalam kelas.
Kesalnya Irwan mendengar kata-kata
Firmanyah.”Wow…! dasar baru punya gitu dah kikir amat!”.Teriak Irwan.
Namun teriakan Irwan tak di
pedulikan sama sekali,Firmansyah terus mesuk kekelas dan duduk ke tempatnya.
Di tempat lain, yaitu di loteng
sekolah Iwan,Sullivan Dan Reymondo tengah asyik mengerjai Agil satria yang kala
itu masih berstatus anak baru.”Sudah ku bilang,jangan jadi sok jagoan di
sekolah ini”.kata Iwan sambil menampar wajah Agil.
Setelah di tapar kemudian Raymondo
menangkapnya.“Hah,sampah!”. Katanya sambil menendangnya kearah Sullivan.
Teapat mengarah pada tangan
Sullivan yang siap mencekik lehernya.”Kau mau apa?”. Sullivan Bertanya kepada
Agil dengan nada dingin dan datar.”Sampah!”.katanya lagi sambil memeriksa
kantong bajunya, dan di dapatkannya Uang.
Kemudian Reymondo juga tak mau
kalah dengan cepatnya mengambil dompet Agil yang berada di kantong belakang
celana sekolahnya,dan mengambi uangnya.
Agil hanya terkapar tak
berdaya,dan Iwan,Sullivan Dan Reymondo
meninggalkannya di loteng.
Jam 08.00, jam pelajaran pertama
mulai berlangsung tapi tidak buat kelas X1 yang pada jam mata pelajaran pertama
di kelasnya kosong,di depan kelas Iwan menghampiri Ivank yang tengah duduk
sendiri di bangku panjang kelasnya.
“Apa yang kau lihat?”. Tanya Ivank
kepada Iwan
Beberapa detik mereka saling
bertatapan mata,dan Iwan pun tersenyum.”Hehehee”.kemudian Iwan duduk tepat di
samping Ivank dan menawarkan sebatang coklat untuknya.”Ini”
Kemudian Ivank menatap sebatang
coklat itu dan berkata.“Apa itu?,hasil rampokan dari Agil lagi yah?”.
“Jangan anggap aku buruk,biar ku
jahat setidaknya aku baik pada kau”.katanya sambil tersenyum.”Ambillah,setidaknya
kau hargai ku”.
Kemudian Ivank mengambil sebatang
coklat itu.“Biarpun ku makan coklat ini kau takkan bisa mengubah hatiku tuk
membiarkan kelas X1 untuk kau kuasai”.
Kemudian Iwan pun kembali
tersenyun dan seraya berkata.”Aku sudah tak terlalu ambisi tuk kuasai sekolah
ini, sejak keputusan rapat pemimpin tiap kelas jika ingin menguasai suatu
kelompok atau kelas lain harus pertarungan Satu lawan satu antar pemimpin,aku
mulai lemah melakukan hal ini”.
“Oh ya?”. Singkat Ivank.
“Mana juga bisa ku kalahkan Ade,Rezky dan Dika yang meruapakan pemimpin
kelas 2IPA3, 2IPS1 dan dua, mereka semua anak-anak mafia di Indonesia yang
sengaja di sembunyikan demi keamanan nyawa mereka”.kata Iwan.
“Itu baru kelas dua,belum juga senior
kelas tiga”.sambung Ivank. Sebenarnya
Ivank juga terkejut dengan perkataan Iwan tadi sebab Ivank baru tahu kalau
ketiga seniornya itu adalah anak-anak dari mafia besar di Indonesia.
Tak lama berselang seorang siswa
baru datang kesekolah mereka mencari-cari kelasnya. Tepat di depan Iwan dan
Ivank anak baru itu lewat di depannya dengan menggunakan tas samping,kedua
tangan di saku dan kepala yang sedikit di naikkan keatas.
Iwan menatap anak baru itu dengan
tatapan tajam, Anak baru itupun berlalu
“Hey,nampaknya kau tak begitu
menyukai anak baru itu”.kata Ivank sambil tersenyum.
Kemudian Iwan menjawab dengan nada
pelan namun tegas.”Orang-orang yang seperti itulah yang mestiya kita hajar dan
musnahkan di Negara ini”.
“Jadi?”. Ivank bertanya.
“Jadi kalau anak itu macam-macam
di sekolah ini,akan ku habisi dia”.jawab Iwan sambil menatap Ivank.
Di tangga sekolah Irwan dan
Firmansyah tengah duduk asyik saling bercanda satu sama lain, tak lama kemudian
anak baru tadi itu melewat mereka berdua.
“Upss”.anak baru itu menabrak dan
menjatuhkan buku novel milik Firmansyah ke anak tangga dan berguling.Irwan dan
Firmansyah menatap anak baru itu.
Dengan cueknya anak baru itu
kembali berkata.“Maaf,itu salahku”. Kemudian pergi meneruskan jalannya menaiki
tangga.
Dengan jengkelnya Irwan pun
berteriak kepada anak baru itu.”Hey kau anak baru, jangan Borro !”
Kemudian anak baru itupun
barbalik.”Maksudmu?”.katanya dengan singkat
“kayamu!, aku tak menyuakainya!”
teriak Irwan sambil mendekati anak baru itu.”Perbaiki tingkahmu di sini anak
baru”.
Rupanya teriakan Irwan memancing
kelas 2Bahasa yang kelasnya berada tepat di samping tangga lantai dua. “Ada apa
ini?!”. Teriak salah seorang dari kelas 2bahasa namanya Irfan.”Fahry?”.kemudian
Irfan menatap anak baru itu.
Sambil melanjutkan menaiki tangga
akhirnya Fahry,nama anak baru itu berkata.”Tidak apa-apa,Cuma anak kelas satu
yang sok,tak usah di ladeni”.
Dengan kesal Irwanpun membalas
Fahry.”Hey kau anak baru!,biarpun kau senior kalau tingkahmu yang borro itu kau
pakai di sekolah ini,kau tak pantas di hormati!”.
Irfanpun maju medekati
Irwan,melihat hal itu Firmansyah pun ikut mendekat kesmping irwan.
“Dia pemimpinkami”.sambil memegang
pundak Irwab dan Firmansyah.”Jadi maafkan kami kelas dua Bahasa 1 dan 2
membelanya,kalau mau rebut lain kali saja,ini masih jam belajar”.tak lama Irfan
dan teman-temannya dari kelas bahasa kembali naik ke lantai atas.
Irwan dan Firmansyah pun turun,di
anak tangga terakhir rupanya Ivank,dan Iwan sudah menyambut mereka.”Kenapa
dia?”.Iwan bertanya kepada Irwan Firmanysah. “kenapa kalian melepaskannya?”.
Kembali Iwan bertanya,tetapi mereka berdua hanya menarik nafas menahan emosi
mereka.”Biar aku saja yang maju hadapi mereka”.kata Iwan sambil ingin menaiki
tangga.
Tindakan itu keburu di tahan
ivank.”Tahan emosi mu”.katanya dingin,sambil menahan tubuh Iwan.
“Dia sudah meremehkan kelas kita!”.kata
iwan sambil memaksa melepaskan diri dari Ivank.
Kemudian Ivank mendorongnya hingga
mundur beberapa langkah.“kau itu,kalau kita rebut sekarang bukan waktu yang
tepat,nanti pulang sekolah kita hajar mereka”.
Mereka semuanyapun bubar
meninggalkan tangga dan memasuki kelas mereka. Di dalam kelas Ivank duduk di
samping Imam yang tengah asyik membaca buku novel miliknya.”Ada rebut-ribut apa
tadi?”.Imam membuka pembicaraan dengan Ivank.
Dengan resenya Ivankpun
menjawab.”Yang jelas bukan sesuatu yang romantic dan puitis seperti novel yang
kau baca itu”.Ivank langsung meninggalkan tempatnya dan mencari tempat duduk
yang lain, Imam hanya menatapnya dengan tatapan yang tajam.
Jam 10.30, waktu istrahat di depan
kelas bahasa Fahry,Irfan dan teman-teman lainnya duduk di depan kelasnya.tak di
sangka-sangka lewatlah Ade pemimpin kelas 2IPA3.
“Itu dia pemimpin kelas
2IPA3”.kata Irfan kedapa Fahry sambil menunjuk kea rah Ade.
Kedua mata Fahrydan Ade kemudian
saling bertatapan tajam ,dan di hentikannya langkah Ade dan menghampiri Fahry.
“Anak baru sudah jadi pemimpin,dua
kelas yah”.katanya sambil menatap papan nama milik Fahry.
Fahry hanya tersenyum licik,
Semula Irfan ingin menghantap Ade tapi di tahan oleh Fahry.
“Apa yang kau lihat nak?”kembali
Ade melanjutkan kata-katanya.””Ingin kuasai IPA3 juga yah?”. Lanjut Ade dengan
nadameledek.”kalahkan aku dulu mayatku ”.itulah kata-kata terakhir Ade dan
meninggalkan Fahry dan teman-temannya.
Kemudian Fahry berteriak kearah
Ade yang mulai menjauh dari keomlotannya.”Liat aja bangsat!,kau akan mampus dan
menjadi anak buahku !”.
Kemudian Ade berbalik kearah
Fahry,sambil tersenyum manis Ade memberikan sebuah jempol kearah Fahry,tak lama
berselang Adepun menjatuhkan jempolnya sehingga
menjadi jempol terbalik, Ade pun mengubah ekspresi mukanya menjadimurung
sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Merasa di remehkan Fahry pun naik
darah ingin menyerang Ade.”Kurang ajar!”.
Tapi tindakan itu segerah di tahan Irfan dan teman-temannya.”Hey jangan
bodoh,lihat kebelakang”.kata Irfan sambil memaksa membalikkan badan Fahry
kebelakang.
Betapa kagetnya Fahry melihat kerumunan
kelas 2IPA3,2IPS1 dan kelas 2IPS2 tepat tak jauh dari tempat fahry dan
kawan-kawannya berada, Dika dan Reszky yang berada di lini depan.
“Halo anak baru”. Sapa Dika sambil
melambai-lambai memasang muka manis di hadapan anak bahasa.
Rezky pun tak maukalah dengan Dika.”jika
ada di kelas IPA3,IPS1 dan 2 lewat di sini dan kau lukai,ingat lehermukan patah
olehku”.
“Sial !”. hanya bisa Fahry
katakana melihat aksi Ade,Rezky dan Dika.
Adepun turun menuju lantai satu
dengan wajah tersenyum senang sudah membuat Fahry jengkel olehnya. Adepun
menyapa Ivank.”Hay brow!”.
Ivan hanya memberikannya sapaan
jempol dan senyuman.
Meneruskan langkahnya menuju
kantin sekolah,di sana di bertemu dengan Reymondo. Mereka pun saling bertatapan
tajam.”Hah!”.teriak Ade setelah menatap wajah Reymondo.
“Taii!”.balas Reymondo setelah
bertatapan dengan Ade.
Kemudia Reymondo keluar dari
kantin,tanpa di sadarinya Ade yang tersinggung dengan perkataan Reymondo juga
ikut keluar dan menghampiri Reymondo.
“Hey kau anak kepala sekolah
beraninya kau”.katanya sambil menarik
kera baju Reymondo bagian belakang.
Dengan sigap Reymondo menangkap
tangan Ade yang sudah menerkap terlebih dahulu kera baju miliknya.”Sialan
kau!”.
Kemudian mereka saling mengunci
tangan masing-masing.
“Anjing!”.teriak Reymondo di wajah
Ade.
“Kau yang Anjing,maumaunya di
perbudak oleh Anak kelas satu”. Balas ade dengan nada yang sama.
“Lepaskan Anjing!”.Kembalik
Reymondo berteriak.
Tiba-tiba Nampak dari kejahuan
muncul sosok sang kepala sekolah,mereka berduapun melepaskan sergapan
masing-masing..
“Ini belum selesai”.kata Ade
sambil meninggalkan Reymondo pergi.
Reymondo hanya menatap Ade yang
tengah pergi meninggalkannya.
Ade berlari menuju ke WC
sekolah,di sana Ade perjumpa dengan Iwan,dan mereka saling bertatapan tajam
satu sama lain.Adepun masuk kedalam salah satu bilik WC.
Ternyata Ivank memang menunggu
seseorang untuk masuk kedalam salah satu bilik Wc.”Hem”.katanya sambil
mengambil dalam saku depan celananya.”hehehe mampus loe”. Ternyata isi kantong
celana Iwan adalah sebuah petasan yang akan di bakarnya,dan akhirnya petasan
itu menyala,iwanpun membuang petasan itu kebilik yang di tempati oleh Ade dan
segera berlari keluar.
Petasannya pun meledak beberapa kali membuat Ade
terkaget-kaget sambil lari terbirit-birit.
“Iwank Anjing loe!”.teriak Ade
jengkel sambil menaikkan jari tengahnya pada Iwan yang menertawakannya dari
jauh. Iwanpun kembali berlari menuju kelasnya.
Tak terasa jam 12.00 siang bell
pulang di percepat di karenakan rapat mendadak akan berlangsung oleh para
guru-guru.
Di perjalanan pulang tak seperti
biasanya Ivank bersama dengan Irwan,kali ini Ivank di temani Yenni dengan
mengendarai mobilnya.
“Jadi,tadi ada rebut-ribut apa di
lantai satu?”. Tanya Yenni kepada Ivank memulai pembahasan sambil meyetir
mobil’.
Kemudian dengan isengnya Ivan
menjawab.”Itu urusan lelaki,cewek itu nggak perlu ikut campur”.jawabnya sambil
tersenyum bercanda.
“Jadi kalau urusan di dapur urusan
cewek?”. Kembali Yenni bertanya dengan nada kesal.”dan makannya cowok nggak
boleh ikut campur juga?”.
“Ehh, cewek itu masak buat para
Cowok,udah tugasnya”.jawab Ivank.”Terus kalau cowok gajian Cewek seenaknya
minta toh?”.sambung Ivank lagi.
“Yee,nggaklah kalau bisa cewek itu
kerja nyaingin cowok”.bantah yenni sambil terus fokus menyetir.
“Dimana-mana,setinggi apapun
pendidikan cewek kalau nikah ujung-ujungnya berakhir di dapur ”.kata Ivank
sambil tertawa keras.
Dengan sebelnya Yenni berkata.”Ih
kau!”.sambil mencubit paha Ivank sambil
terus menyetir mobilnya.
Sementara itu Ade yang tengah
dendam kepada Iwan sudah menantinya di loteng,nampaknya pertarungan seru akan
di mulai di di gedung paling atas sekolah.
Iwanpun datang.”Hehe,dendam yah?”.
“Iya”Jawab Ade singkat.”Ngomong-ngomong,kau
lama juga kaya cewek saja”.
Sambil tersenyum sinis Iwan
berkata.“Aku menunggu”.sambil serongkan badannya kekiri dan nampaklah kelas
2IPA1 yang sedang menaiki tangga.”Aku menunggu mereka”.lanjut Iwan setelah
menyerongkan badannya.
“Sudah ku duga”.jawab Ade
tersenyum sambil menjentikkan jarinya dan muncullah Teman-temannya dari 2IPA3.
“Jadi sama-sama bawa teman
yah?”.Iwan bertanya sambil maju beberapa langkah
Dengan tidak mau kalahnya dengan
sang junior Ade pun ikut maju hingga berhadapan dengan Iwan.”Siapkan dirimu
nak”.
Sambil tersenyum lebar Iwan
menjawab.”Seharusnya yang bilang Nak itu saya anjing!”. Dengan segera Iwan
menyerang Ade dengan tinjunya yang belum siap.
Adepun menangkisnya dengan kedua
tangannya.”Dasar junior sialan !”. teriak Ade, kemudian Ade balik menyerang
dengan pukulan bertubi-tubi miliknya.”Gimana anak sok keren?”.
Sambil menangkis serangan Ade,Iwan
menjawab.”Baru segitu”.
Keasikan menyerang Ade melupakan
celah di perutnya yang membuatnya di serang habis-habisan oleh Iwan.”Mampus
loh!”. Pukulan tangan kanan Iwan mengenai perut Ade hingga membuat Ade
terjatuh.
“Bangun kau lemah”.kata Iwan
sambil memainkan kedua tangannya.
Kemudian Ade pun bangkit kembali,
belum lama Ade berdiri Iwan sudah menendang kaki kanan Ade sehingga sang senior
kembali terjatuh.
“Hah, ternyata pemimpin 2IPA3
lemah”.kata Iwan sambil mengejek Ade yang belum bisa bangkit.”Lihat
wajahmu,babak memar-memar, mending kau bergabung dengan ku dan kuasai sekolah
ini”. Lanjut Iwan sambil mengulurkan tangannya kepada Ade.
Rupanya ajakan Iwan di tolak
mentah-mentah oleh Ade.”Tidak!”.sambil memukul tangan Iwan serta berdiri
kembali.”Lebih baik kelas ini ku serahkan kepada Rezky atau Dika dari pada
orang sepertimu”.
“Jadi?”.tanya Iwan sambil
menaikkan alis kanannya.
“Aku ingin
mengahajar mu!”.teriak Ade.
Ketika mereka
ingin saling menghajar kembali,tiba-tiba Fahry beserta kelas dua bahasa 1dan 2
datang dan menyerang kelompok Iwan dan yang lain dan tak bukan kelas 2IPA2.
Melihat kedatangan Fahry mereka berdua berhenti saling pukul, Iwan pun kaget
melihat kejadian ini.
“Ka..kau
Ade?”.Iwan menunjuk Ade di lanjutkan denganperkataan yang gugup.”Kau banci!”.
Teriak Iwan kembali. Iwan mengira kedatangan kelas Dua Bahasa ini adalah
suruhan Ade.
“Kau salah paham
Iwan!”. Teriak Ade membela diri.
Kejadian itu tak
bisa mereka hindari,Iwan pun menghajar pipi kiri Ade dengan pukulannya hingga
terjatuh kemudian berlari membatu teman-temannya yang sedang di serang.
“Senior
sialan!”. Teriak Iwan sambil menghajar kelompok dari kelas bahasa
itu.”Keparat,banci kalian”. Kata Iwan lagi sambil mengahajar mereka yang
menyerang kelompoknya.
Ade dan
kelompoknya dari kelas 2IPA3 hanya melihati dua kelas yang saling menyerang.
Tak lama
kemudian kelas 2IPA1 berhasil meloloskan diri dan pergi mennggalkan Loteng
sekolah menuju lantai bawah.
Suasana menjadi
hening,kelompok Fahry mendekati Ade dan teman-temannya dengan gaya yang macho
dan keren dengan yang terdepan yaitu Fahry dan Irfan.
Kedua kelompok
itu saling bedekatan satu sama lain, dengan refleks Ade dengan segera meninju
pipi kanan Fahry,Fahry pun terjatuh akibat menerima pukulan yang keras.
Sontak
Teman-teman Fahry dari anak bahasa menjadi emosi dan ingin maju menghajar Ade.
“Tenang-tenang !”. teriak Irfan sambil menghadang teman-temannya dari anak
bahasa,kemudian Irfan berbalik kerah Ade.”Ada apa dengan kau?, ka..”.
Kemudian
Fahrypun terbangun dan memotong perkataan Irfan.”Kau!”. Kata Fahry sambil
menunjuk-nunjuk kearah Ade.”Aku mencoba membantumu,tapi kau malah
mengahajarku?”.
“Kau tidak
membantu”. Jawab Ade dengan dingin.”Kau malah membuatku malu di hadapan Iwan
dan teman-temannya”.
“Jadi begitu?”. Kembali fahry
menjawab sembil menganggukkan kemapalanya dan menampakkan wajah brengseknya.”Kau
bukan teman,tapi lawan”. Tambahnya sambil meninggalkan tempat itu.”Ayo
teman-teman”.
“Kelas kami siap menghadapi murid
siapapun di sekolah ini!”. Teriak Ade kepada kelas Bahasa.
Mendengar hal itu Fahry hanya
menahan emosinya.”Kita akan bereskan mereka nanti”. kataFahry pelan kepada
teman-temannya.
Pada suatu malam,di depan sebuah
rumah,yang tak lain milik Irwan, di situlah Imam,Ivank,Agil,dan Firmansyah
berkumpul, di samping rumah Irwan tokonya sudah lama tutup, kini hanya gelak
tawa mereka yang seiring condong di sisa-sisa malam ini.
“Mendekati semester ini,kitakan
siapkan kekuatan kita bukan hanya untuk kekuatan kelas tapi untuk menghadapi
ujian kenaikan kelas kita”. Kata Firmansyah memulai pembicaraan serius.
“Iyah sih,makanya mulai besokkita
harus belajar giat”.sambung Imam.
“Yah,harusnya memang begitu”. Tambah
Ivan sambil merangkul Agil.”Bukan begitukah Agil?”.
“Iy..iya..iya”. Jawab Agil dengan
Gugupnya.
“Ayolah Gil, jangan gugup begitu
kita semua teman kok,anggap kita sudah temanan lama”. Tambah Imam lagi.”Meski
kau murid baru kami tetap merespon mu dengan baik”.’
Tak lama berselang Irwan pun datang
dengan membawa bebera minuman kaleng.”Asyik sekali kalian mengobrol sampe
melupakanku”.katanya sambil meletakkan Minuman kaleng itu ke atas meja.”Ayolah
kita bersulang demi kesuksesan sekolah kita!”.Seru Irwan sambil mengangkat
minaumannya petama.
Kemudian Ivank pun ikut mengangkat
minumannnya.”Oke bersulang!”.
Dan Imam,Firmansyah dan Agil pun
mengikuti Irwan dan Ivank.
“Cuzz!”. Kompak mereka sambil
bersulang lima.
“Hai”. Tiba-tiba dari keasyikannya
mereka meongobrol muncullah gadis berambut pendek celana panjang seba
hitam,perempuan itu adalah Yenni.
“Hay juga !”. serentak
Irwan,Imam,Agil Dan Firmansyah menjawab.
“Hay Senior gabung kemari !”.
Sambung Imam.
“Ya !”. kata Firmansyah juga sambil
mengangkat minuman yang dia genggam.
Sedikit kata yang di keluarkan
kata-kata yang diucapkan Yenni.“Hmm..”
Kemudian di potong oleh
Irwan.”Kurasa Yenni nggak mau gabung dengan kita”. Katanya sambil menatap Ivan.
“Kesanalah bro”. lanjut Irwan lagi dengan nada berbisik kepada Ivan.
Kemudian Ivan berdiri dan
menghampiri Yenni.”Ada apa?,tumben kau mencariku,baru kali ini kau mau ketempat
teman-temanku”. Kata Ivan sambil tersenyum kepada Yenni.
“Lebih baik kita menjauh
sedikit,takutnya temanmu teganggu dengan kedatanganku”. Balas Yenni sambil
menarik tangan kanan Ivan.
Sambil berjalan,berjalan melintasi
malam di pinggir jalan di sekitaran rumah Irwan mereka berdua bercetita satu sama
lain.
“jadi,besok mau fokus belajar,hehehe
makanya pengen ketemu biar nggak kangen”. Kata Ivan tersenyum kepada Yenni.
Mendengar itu Yenni pun menjadi
cemberut. “Ih..kamu, bukannya mengerti malah diketawain”.
“Iya saya tahu kok,kalau setelah
ulangan semester nanti kita baruketemunya sudah itu”. Balas Ivan merangkul
Yenni.
Sementara itu kembali ke samping
toko milik Irwan. Firmanysah,Imam danDan Agil masih bercerita di sana dengan
Asyiknya,Tiba-tiba…
“Aku pulang dulu yah?”. Kata Agil
mendiamkan suasana yang tadinya agak ramai dengan cerita mereka.
“Kenapa cepat?,bentarlah,tunggu Ivan
selesai dengan Yenni”. Balas Irwan kepada Agil.
“Aku ada urusan dulu yang harus ku
kerjakan”. Kata Agil lagi.
“Okelah,kalau begitu ”. kata Irwan.
Kemudian Agil mengambil tasnya dan
kemudian bergegas pergi,tak lupa klakson di bunyikannya pertanda pamitnya dari
tempat teman-temannya itu.
“Ya okey”. Teriak Irwan kepada
Agil.
“Hadijah bro”. tambah Firmansyah
juga.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.34 waktu Majene.
“Ayo balik nih, udah malam begini kamu belum pulang”
Dengan
santainya Yenni menjawab. “Ini baru jam 11 malam,orang di rumah tahunya aku
kerja dan pulang jam 12 malam, jadi masih ada sejam lagi buat kamu”.
“Udahlah,pulanglah
udah semester kita jalan sama lagi”. Kata Ivan sambil menarik kedua tangan
Yenni menuju jalan samping Tokonya Irwan.
“Ih
sayang!”. Hanya itu yang keluar dari mulut Yenni sambil mengikuti Ivan.
Dalam
perjalanan kembali ketempat teman-temannya,Yenni kemudian di serang dari jarak
jauh oleh pengendara motor menggunakan ketapel yang berisikan peluru batu yang
tajam dan mengenai kepala bagian kanan milik Yenni.
“Ahhh
!”. teriak Yenni kesakitan,kemudian yenni terjatuh dan menahan darah yang
mengalir di kepalnya yang mulai mengalir akibat batu tajam tadi.
Lalu
yang menyerang Yenni itupun segera menaiki motornya dan segera tancap gas
meninggalkan mereka berdua, Ivan yang tampak kebingungan lantas ingin mengejar
pelaku yang menyerang Yenni atau menyelamatkan Yenni yang dia cintainya itu.
Ivanpun berbalik badan dan segera menggendong Yenni.
Ivan
dan teman-temannya mengantar Yenni menuju rumah sakit,langsung di naikkan
ketempat tidur pasien dan dijalankan menuju UGD.
“Yenni
bertahanlah !”. kata Ivan yang tengah terus berada di dekat Yenni.
Yenni
hanya bisa mentup mata sambil menahan darah dengan tangannya yang sudah cukup
banyak keluar.
Sesampainya
di ruangan di UGD lima suster yang tengah jaga malam kemudian mengerumini Yenni
dan memberikannya pertolongan
“Maaf,kalian
menyingkir dulu,serahkan semua kepada kami”. Ujar salah seorang suster yang
ada.
Mereka
bertiga menunggu di balik gorden tempat tidur di mana Yenni terbaring menahan
sakit kepalanya.
“Kau
tahu siapa yang melakukannya?”. Tanya Imam kepada Ivank.
Ivank
yang sementara itu menahan emosinya hanya bisa menggeleng dan seraya menjawab.
“Aku tak tahu”. Terus Ivank mulai terisak menahan tangisnya.
Irwan
yang menyaksikan Ivank yang menangis kemudian berkata“Hey,Ivank apa yang kau
lakukan?, tidak enak dilihat orang?”.katanya sambil mengambilkan Ivank sapu
tangan miliknya. “Tenanglah kita akan selesaikan semuanya bersama”.
Tak
lama kenudian orang tua Yenni datang dan menghampiri Yenni di dalam ruangan
bertembok gorden itu.
“Ayo
kita pulang”. Kata Ivank kepada kedua temannya itu.
“Kenapa
pulang?”. Kata Irwan heran mendengar perkataan Ivank. “Kau tak mau menjelaskan
apa yang terjadi kepada orang tuanya Yenni?”.
“Tidak,ini
masalah bukan milik orang tuanya,walaupun anaknya yang menjadi korban,aku tak
ingin mereka ikut campur dengan masalah ini”.jawab Ivank sambil meninggalkan
ruangan UGD.
Imam
dan Irwan berlari menyusul Ivank. “Hey,kita bisa menyelesaikannya sendiri
dengan cara hokum?”. Kata Imam sambil menahan Ivank.
Ivan
kemudian menolak untuk di tahan dan berkata. “Aku punya cara sendiri untuk menyelesaikannya”.kemudian
Ivan melanjutkan langkahnya untuk pergi.
Pukul
24.00 Waktu Majene, di dalam stadion Prasamya Mandar Majene Kelompok Iwan yang
beranggotakan Raymondo serta teman-temannya dari kelas dua IPA satu dan
Sullivan dari kelas sepuluh empat beserta teman-temannya dan lawannya yaitu Ade
dari kelas dua IPA 3 serta teman-temannya, Reski dan Dika mereka berdua yaitu
penguasa Kelas dua IPS satu dan dua mereka juga membawa teman-temannya yang
berada di kelas yang sama.
“Hahhh
!”. teriak Iwan di bagian barisan terdepan miliknya dan mengangkat tiang bendera
berlambangkan kepala tengkorak yang di sisi kepala bagian kanan tengkorak itu
berwarna putih dan sisi bagian kiri berwarna hitam,bermata merah dan
berlatarkan warna putih.
“Hey
apa itu?”.teriak Dika.
“tak
usah terlalu lebay bung ini bukan perang dizaman dulu pake kuda sama bawa
bendera”. Ejek Dika.
“Hey,kalian
memang anak IPS tak pernah berkata yang baik”. Teriak Sullivan.
Seakan
tak mau kalah Reymondo juga ikut teriak.“Kalian aneh, Baru kali ini sejarah di
sekolah kita anak kelas IPA dan kelas IPS bergabung hahaha …!”.
“Lebih
baik aneh dari pada memalukan,ada senior yang tunduk sama perintah juniornya”.
Kata Ade.”Cuhhh..kita sebagai senior kelas dua merasa malu punya lettingseperti
kelas IPA1 dan IPA2”.
Mendegar
sindiran itu, Reymondo langsung naik darah dan ingin maju mengahajar Ade.”Kurang
ajar !”.
Dengan
cepat Iwan menahan Reymondo.”Hey,jangan keburu emosi,lebih baik kau pegang
bendera kita ini”. Kata Iwan sambil memberikan tiang bendera itu kepada
Reymondo.”Jangan sampai jatuh,ini bendera masih baru loh!”.
Setelah
itu Iwan pun berbalik dan maju beberapa langkah.”Bagaimana?,kita mulai?”.
Gerombolan dari pihak Ade sudah siap.”Tanpa kau
aba-abapun kami siap !”. TeriakReski kepada Iwan.
“Senior
sialan”. Gerutu Iwan dalam hati. Lalu Iwan berbalik lagi kearah teman-temannya
yang semuanya memakai kaos dalam celana hitam.”Baiklah kita maju semua”.
Iwan
dangn gerombolannya berlari menuju ke arah gerombolan Ade,Reski dan Dika.
“Siap semua !”. Teriak Ade yang menjadi panglima
perang diantara gerombolannya.
Akhirnya
kedua kelompok ini saaling bertarung,adu kekuatan dengan tangan kosong Iwan dan
Ade sebagai pemimpin pasukannya masing-masing kini saling berhadapan.
Iwan
melayangkan pukulannya,”Rasakan ini !”. Teriaknya.
Dengan
sigapnya Ade menangkis pukulan itu. “Gerakan mu lambat”. Katanya sambil memukul
perut Iwan. “Perbanyak belajar lagi nak!”.
Iwan
pun tersenyum.”Hehe,aku bukan manusialemah”. Katanya sambil menangkap tangan
Ade yang masih menempel di perutnya dan memutarnya.
“Ahhhhhh…!!”.
Teriak Ade dengan keras. “Apa yang kau lakukan?!”. Saking tak berdayanya,Adepun
terjatuh dan menumpuhkan pijakannya dengan menggunkan kedua lututnya.
“Bagaimana?,masih
mau lewanku?”. Kata Iwan sambil memutar lagi tangan Ade secara berulang-ulang.
Tak
jauh dari perkelahian mereka berdua,ada Reski dan Sullivan yang saling adu
serang.
“Apa
yang kau fikirkan di pimpin oleh Iwan yang sok otoriter itu?”.kata Reski sambil
menangkis serangan Sullivan.
Dengan
terus menyerang Sullivan menjawab. “Aku hanya terpaksa karena di semester satu
aku kalah tanding dengannya”.
Reski
tertawa. “Hehehe,begitu yah?”.
Tawa reski membuat Sullivan
berhenti tuk menyerang.”Apa yang kau tertawakan?”.
“Tak ada”. Jawab Reski,kemudian
secara reflex Reski melakukan tendangan berputar kearah Sullivan. Sullivan pun
terjatuh.
Setelah Sullivan roboh,Reski
mencari-cari dimana Iwan berada.”Di mana anak itu?”. Matanya terus mencari-cari
Iwan,sambil memukuli gerombolannya Iwan. “Hah,itu dia”. Dan akhirnya Reski
menepukan yang dia cari dan segera berlari menuju kearahnya.
Sementara itu,Iwan yang asyik
mempermainkan tangan Ade akhirnya di kejutkan oleh kedatangan Reski dengan
cepat melayangkan lutut kirinya keadarah kepalanya, Iwan pun terjatuh.
“Ade,kau tak apa?”. Kata Reski
sambil membantu ade tuk berdiri dan merangkulnya.
“Akhhh!”. Teriak Ade dengan keras.
“kau tak usah merangkul aku,bukan kakiku yang cedera,tapi tanganku !”. Bentak
Ade kedapa Reski.
Seolah tak mau kalah Reskipun ikut
membentak. “Kau itu,sudah ku bantu malah kau membentak!, tidak sopan!”.
“Hey,hey,hey, Kalian bedua itu
harusnya saling membantu melawanku yang kuat ini”. Iwan datang kembali sambil
menyalakan rokoknya. “Sudahlah,kalau begini ceritanya tak usah rebut lagi”.
Reski pun tersinggung dengan
ucapan Iwan yang barusan tadi.”Kurang ajar!”.
Reski ingin berlari dan menghajar
wajah Iwan yang sombong itu tapi tiba-tiba Polisi pun datang dan masuk kearah
stadion dan ingin menangkap mereka semua.
“kalian semua tengah malam masih
saja rebut,jangan lari!”. Teriak salah satu Polisi yang datang yang ikut
menggrebek.
Kelompok
yang tadinya berbaju hitam itu berhasil melarikan diri di sebabkan pakaian
mereka yang kompak memakai pakaian gelap,sedang lawannya ada yang beberapa yang
berhasil kabur ada pula yang tertangkap.
Waktu itu malam semakin larut,
tiga orang dari kelompok bepakaian hitam itu memasuki sekolahnya dengan cara
diam-diam,lampu kelas sepuluh satu di nyalakan. Terlihat Iwan,Sullivan dan
Reymondo kelelahan, mereka duduk di meja yang sama dan saling membelakangi satu
sama lain
Sang pemimpin menyalakan sebatang
rokoknya dan menghirup asapnya dengan legah.”Sialan,kenapa bisa ketahuan
Polisi”.
“menurutmu?”. Sang senior yang
kini menjadi anak buah Iwan berbalik bertanya.
“Aku tak tahu”. Jawab Iwan
singkat.
“Iya”. Sambung Sullivan.
Di parkiran rumah sakit. “Ivan
kemana?”. Tanya Irwan kepada Imam.
Imam hanya menggeleng pertanda tak
tahu Ivan mau kemana, merekapun pulang kembali kerumah masing-masing. Sebelum
Imam di tinggal Ivan, lelaki yang suka band rock itu sempat bercerita tentang
di temukannya sebuah lambang tengkorak di mana sang pelaku yang menyerang Yenni
dengan ketapel itu berdiri sebelum berlari meninggalkan tempat kejadian
“Hah!, itu lambang gang Iwan di
sekolah”. Kata Imam terkejut. Sebab itulah Ivan tanpa basa basi lagi berlari
menuju sekolah,karena dia tahu tempat Iwan melepas malam yaitu di
sekolah,tepatnya di kelas sepuluh satu
Sesosok bayangan muncul di pintu
kelas mengagetkan mereka bertiga, Iwan terbelalak sesudah itu tersenyum.”Kau
Ivan,ini kelasmu jangan malu-malu untuk masuk”.
Lelaki itu,tangan kirinya terluka
akibat memancat pagar runcing milik sekolah,berjalan mendekat hingga wajahnya
terlihat oleh nyala lampu yang terang.
“Oh,Ivan kau seperti hantu”. Kata
Reymondo datar”Datang bikin kaget saja”.
Ivan mengulurkan tangannya dan
memperlihatkan lambang gengnya dipegang oleh teman kelasnya itu.“lambang
ini,adalah milik orang yang menyerang Yenni malam Ini”.Mereka bertiga sontak
kaget,terlebih Iwan.”Entah sengaja atau tidak,pelakunya menjatuhkannya di TKP”.
“Jadi kau menuduh kami?”. Tanya
iwan sambil menaikkan alis kanannya.
Ivan menggelengkan kepala sambil
menutup kedua matanya perlahan.”Tidak,aku percaya kau,atau bisa saja kau
pelakunya yang sebenarnya”.iwan memasukkan kembali lambang itu kedalam
sakunya.”Saya mengenalmu Iwan,walaupun kau rese’ pengganggu dan suka bikin onar
aku percaya kau tak akan mengganggu,melukai seorang cewek siapapun dia,entahkah
ini milik Sullivan,Reymondo ataupun teman Geng mu yang lainnya yang tak suka
hubunganku dengan Yenni”.
Mereka bertiga berdiri.”Tenang
Ivan,kau tak usah berbuat apa-apa buat kami,kau tanganilah Yenni,jaga dia”.kata
Reymondo sambil menepuk bahu kanan Ivan sebanyak dua kali.
“Biar kami yang akan mencari
pelakunya yang tega mengadu domba kita”.lanjut Sullivan.
Ivan tersenyum.”Lihat mereka
Ivan?,apakah mereka iri dengan hubungan kau dan Yenni?,kurasa tidak”.
“Yah yang kurasa kau pintar
berkata-kata,saat menghisap rokok !”.gerutu Ivan dalam hati.
“Biar ku kami cari pelakunya,kau jagalah
pasanganmu”. Kata Iwan dengan cueknya sambil menduduki meja yang lainnya.
“Habisi meeka yang ingin mengadu
kita”.kata Ivan sambil meninggalkan ruangan itu.
Setelah Ivan pergi.“beraninya,ada
orang yang mengaduku dengan sepupuku”. Emosi Iwan menggerutu dalam hati.
Ya, sebenarnya Iwan dan Ivan
adalah sepupu satu kali,hmm Ayah iwan dan Ayah Ivan bersaudara,walaupun hanya
saudara tiri tapi mereka akrab dan persaudaraan Iwan dan Ivan hanya sedikit
yang tahu.
Keesokan harinya,sebelum bel jam
pelajaran pertama berbunyi berita tertanggapnya Ade,Reski,Dika dan beberapa
temannya tertangkap oleh polisi dengan tuduhan penyerangan dan pengeroyokan di
dalam Stdion Prasamya Majene tadi malam yang menyebar berita tersebut tak lain
dan tak bukan Irwan yang selalu up date dengan berita-berita terbaru.
Irwan yang kala itu berjalan
menuju kelasnya tiba-tiba. “Ada apa?”
Menghadang dengan mata tajam dan
licik .”Berita apa yang kau punya?”. Pertanyaan keluar di mulut lelaki kurus
itu sedkit merubah mimic mukanya agar terlihat ramah.
“Pandangan Irwan berubah menjadi
awas.”Hmm..harus berhati-hati kalau bicara dengannya”. Pikirnya dalam hati.
“Yang aku punya,berita beberapa senior di sekolah kita di tangkap polisi
semalam”. Katanya lagi,kali ini terucap langsung dari bibirnya.
“Apakah itu benar?,berita itu
sudah terdengar kepenjuru kelas di sekolah ini”. Masih Iwan menampakkan wajah
manisnya dan tetap saja wajah liciknya tetap kentara.
Dengan tawa yang kencang Irwan
menjawab.”Ya,jellas apa yang nggak akurat dari berita saya?”.
“Heh”. Iwan tertawa pendek.”Terus
yang di belakangmu itu siapa?”.
Sontak Irwan kaget di karenakan di
belakangnya tiba-tiba Ade,Reski dan Dika berada di belakangnya dengan
menggunakan seragam sekolah rapi,lengkap dengan tas mereka.
Iwan mundur beberapa langkah.
Ade yang melangkah duluan kemudian
memeluk Irwan.“Hah,kau meleset nak”.
Kemudian di susul dengan Rezky
yang terus berjalan.”Ups! rupanya ada yang nggak akurat lagi nih”. Katanya
sambil senyum meledek.
Yang terakhir Dika yang Cuma
mengangkat topi sekolahnya dari kepalanya dan memasangnya kembali di atas
kepalanya,mereka bertiga melewati Irwan dan Iwan.
“Pertempuran kemarin”.Tiba-tiba
Iwan berkata tanpa arah.
Merasa dirinyalah yang di tuju Ade
berbalik dan menghadap Iwan.”kuarasa begitu”. Iwan dan Dika juga ikut berhenti
tapi tak mendekati Iwan,mereka berdua cuek tapi mendengarkan pembicaraan mereka
berdua.
“Siapa yang menyuruh kalian
memakai pakaian hitam semalam?”. Tanya Ade kepada Iwan.
“Hah, itu usulan kami-kami
saja,kau tak perlu tahu”. Jawan Iwan dengan resenya.
Ade menarik nafas panjang dan
menghembuskannya,Reski dan Dika sudah siap bergerak bila terjadi sesuatu yang
tak diinginkan,walaupun Irwan tak suka prilaku Iwan tetapi diakan juga ikut
membela bila saja ada yang mengacau di depan kelasnya.
“Ku kasih tau yah?”. Ade
mendekatkan wajahnya kewajah Iwan.”Waspadai saja orang yang mengusulkanmu
semalam memakai pakaian hitam itu”. Ade kemudian menjauhkan mukanya.”Orang itu
patut di curigai”.Ade pun berlalu bersama kedua temannya dan menaiki tangga
menuju kelasnya,Irfan yang dari kejahuan yang ingin naik kelantai dua menuju
kelasnya kaget menyaksikan Ade dan teman-temannya berhasil bebas dari tangkapan
Polisi.”Apa!”
Irwan dan Iwan pun saling
bertatapan.”Apa!”. teriak Irwan.”Ada yang salah?”. Irwan pun berlalu juga
menuju kelas sepuluh satu. Iwan hanya geram dalam hatinya.”Agil !”.
Jam istrahat, Iwan mencari Agil
kesana kemari hingga kepinggir lapangan sekolah di tepatnya di depan lab kimia,
di dekat situ ada Irwan sedang menyaksikan kejadian yang menurutnya
menyenangkan di tengah-tengah lapangan, Iwan mendekati Irwan dan melihat kearah
lapangan dan…
“Sullivan dan Reymondo”. Sahut
Iwan
Menyadari pemimpin kelas sebagian
kelas sepulu itu berada di sampingnya Irwan terkejut.
“Kepana mereka?”. Tanya Irwan sambil
menaikkan kepalanya sebagai pengganti jari tangannya untuk menunjuk
“mereka berdua di hokum karena
telat datang”. Jawabnya sambil tersenyum
“hah”. Balas Iwan singkat
Merasa tidak tertarik dengan
tontonan itu,Iwan kembali mencari apa yang dia cari sebelumnya,sampai saatnya
Iwan tiba di pintu perpustakaan, di lihatnya Agil duduk di salah satu bangku
perpustakaan ber mejakan yang di sediakan empat orang untuk bisa menggunakan
meja itu untuk membaca buku maupun menulis.Iwan memasuki perpustakaan, dilihatnya
Agil dan di depannya ada dua orang siswi cewek yang tengah menulis,entah dia
sedang menulis apa itu tak pentng, dan di sampingnya Agil duduk Imam yang tengah asyik membaca buku perpustakaan, nah,
Imamitu yang harus Iwan waspadai.
Iwan menunduk di belakang Imam dan
Agil “Psstt”. Kepala Iwan muncul diantara Agil dan Imam yang tengah duduk.
“Aa..aa”. Agil kaget dan
gugup,ataukah dia gugup sambil kaget?. Enatahlah.
“Ada apa?!”. Gertek Imam dengan
nada pelan.
Sepertinya Iwan harus lebih
berhati-hati. “Aku ingin membunuh orang yang suka sok propokatori sok jadi
mata-mata dan yang sok jadi penghianat di sekolah ini”.
“Maksudmu?”. Tanya Imam sambil
menutup buku yang dia sedang baca tadi.
“Hmm.. kasus yang menimpah
Ivan,saya,dan para senior baru-baru ini adalah perbuatan satu pihak!”. Jawab
Iwan sambil berbalik pandangan kea rah Agil dan melotot. Kemudian Iwan
meluruskan badannya..
Imam tersentum kecil dan segera
mengerti maksud perkataan Iwan.”Iya ,soal itu dari awal ada pasti ada yang
tidak suka dengan keeksisan kita hah?”.Imam tertawa pelan.”Hehehehe”
Iwan juga ikut tertawa.”Sbaiknya
kalian berdua berhati-hati,aku pergi dulu”. Katanya kemudian pergi meninggalkan
perpustakaan.
Iwan berjalan menuju kelasnya, dan
dia baru ingat kalau Ivan tak masuk sekolah.Iwan ingin menuju ke loteng atas
untuk mengecek apakah Rival kesayangannya itu berada disana apa tidak?.
“Hey!”. Ada yang memanggil Iwan
dari belakang,Iwan berbalik. Rupanya Itu suara Reymondo.
Reymondo pun mendekat.
“Hey,tadi
kau terlambat”. Kata Iwan sambil memperhatikan pakaian seragam Reymondo yang
penuh keringat.”Kau bau sekali nak!”.
“A..ak..”.
Reymondo berhenti melanjutkan ucapannya dan menciumi
badannya.”Hehehehe,wajarkan cowok”
“Mana
Sullivan?”. Tanya Iwan lagi kepada Reymondo
“Heh,dia
ada di kelas,kelihatannya dia kelelahan jadi mungkin saat ini dia istrahat di
kelas”.Jawab Reymondo
Mereka
jalan beberapa langkah dan mendapati tempat duduk panjang dekat kelas mereka
kemudian duduk.”Ada yang tidak beres dengan Agil”. Bisik Reymondo dengan
bergaya ala mata-mata kepada Iwan.
Iwan
kaget dan menjauhkan sedikit wajahnya kepada Iwan.”Tidak beres?,maksud loe?”.
“Kami
sengaja terlambat kesekolah karena
sebelumnya kami berdua kerumah sakit dan menjenguk Yenni”. Kata Reymondo
sambil memelankan suaranya kepada Iwan.
Lalu
kemudian Remondo menjelaskan kembali,ternyata sebelum mereka beranjak dari
ruangan yang dimana Yenni di rawat,rupanya Yenni mengetahui beberapa rahasia di
balik kasusnya itu, pertama secara tidak sengaja Yenni melihat Agil dan Irfan
saling berbicara tapi kelihatannya membahas sesuatu yang rahasia,padahal jika
di lihat sekilas mereka berdua tak saling sapa, kedua, Yenni melihat kalau
pelaku yang menyerangnya itu semula ingin menyerang Ivan tapi keburu jalan kami
berdua di percepat karena Ivan menginginkan Yenni jadi sasaran meleset dan
mengenaiku secara tiba-tiba.
“Jadi
begitu”.senyum Iwan.
“Eh..”Reymondo
gugup tak bisa melanjutkan kata-katanya.
Di loteng paling atas salah satu gedung
sekolah,tempat biasanya mereka berkumpul saling bercerita kini hening. Hanya
Ivan yang bersandar di tembok sambil menghisap rokok yang dia selipkan di jari
telunjuk dan jaritengah tangan kanannnya.
“Hey cengeng”. Suara lelaki
bergemah meneriaki Ivan dengan akrab
Ivan hanya melirik lelaki brengsek
dan sok jagoan itu,dialah Iwan.Iwan tersenyum dan menghampiri Ivan,mereka pun
saling berhadapan dan berpandangan.
“apa!”. Gertak Ivan. “Kau jangan
berlagak keren,aku tak ingin di ganggu dulu”.
Iwan masih tersenyum dan segera
ikut bersandar di tembok seperti yang Ivan lakukan,Iwanpun menceritakan
semuanya kepada Ivan tentang apa yang dia dengar dimulut Reymondo beberapa
menit yang lalu. Mereka kemudian memanggil sang senior,Ade. Mereka kemudian
menyambungkan kejadian-kejadian yang terjadi beberapa hari ini.
“Tidak salah lagi”.kata Ade sambil
melirik kedua juniornya itu.
“Tidak salah lagi?,maksunya?”.
Tanya Ivan kebingungan.
“Iya tidak salah lagi kita tidak
masuk pelajaran terakhir”. Sang senior mulai bercanda.
“walau pun kau kakak kelas kami
kalau tak bisa menempatkan candaan mu,aku bisa saja membunuhmu”. Kata-kata Iwan
barusan mendinginkan suasana.
Ade melirik kea rah lantai.”Jadi,
kita tunggu saja pergerakan mereka”.
Pukul 3.30 di dalam kelas sepuluh
satu,siswa dan siswi di kelas itu belum pulang karena ada pekerjaan tugas
mereka yang harus di selesaikan, semuanya ada di dalam kelas kecuali Ivan dan
Irwan . Nampaknya Iwan sudah tak tahan lagi melihat tingkah Agil ,walaupun Agil
itu ramah tetap saja Iwan sudah tahu perilaku yang sebenarnya.
Iwan beranjak dari tempat duduknya,tanda
di sadarinya Imam dari kejahuan memperhatikan gerak geriknya yang ingin
meneyang Agil, Iwan terus mendekati Agil, tersadarkan Firmansyah yang sedang
menjadi lawan mengobrol Agil di tempatduduknya.
Tatapan tajam Iwan menuju
Agil,tanpa basabasi lagi Iwan mencekik lehernya dengan menggunakan tangan
kanannya.
“hey Iwan!, apa yang kau
lakukan!”.Firmansyah yang saat itu di samping Agil berusaha melerainya.”Hey
kau!”. Kembali Firmansyah berteriak sambil melayangkan pukulannya kearah wajah
Iwan denga cara bertubi-tubi
Hanya satu kalimat yang keluar
dari mulut Iwan,itupun hanya untuk Agil.”Kau laki-laki munafik”.
Wajah
Agil kelihatan ketakutan tangannya yang kurus tidak dapat melepaskan cekikan
tangan Iwan di lehernya
“Hey
apa yang kalian lakukan !”. Suara gertakan terdengar dari kejahuan,Rupanya Imam
yang mempunyai suara kencang itu.
Mendengar
suara Imam,Iwan pun melepas cekikannya,Firmansyah dengan cepatnya melindungi
Agil dan mendorong Iwan agar menjauh dari Agil. Iwan pun menuju
pintukelas,sempat Iwan berjalan sambil merapikan seragamnya dan menatap
Imam,mereka saling bertatapan tajam.
“Sampai
tua aku benci tatapan mu itu !”. Teriak Imam sambil mengacungkan jari tengahnya
kepada Iwan.Iwan pun pergi meninggalkan kelas sepuluh satu, suasana kelas menjadi
hening
“kau
taka pa?”. dengan paniknya Firmansyah bertanya kepada Agil.
Dengan
simplenya Agil hanya menganggukkan kepalanya sekali. Merekapun duduk kembali
Selewat kejadian itu,Ivan pun
datang bersama Irwan di belakangnya. Seolah-olah heran,mereka berdua
menyaksikan suasana kelas yang begitu hening.
“Ada apa?”. Kata Irwan yang
seketika itu masuk kedalam kelam,Irwan menatap kearah Imam yang masih menahan
emosinya akibat kejadian beberapa menit yang lalu.
Ivan pun menghampiri Agil dan
Firmansyah yang masih bermimik tegang,Ivan member Iyarat atau kode kepada
Firmansyah dengan mengangkat kepalanya sekali,seakan menanyakan apa yang
terjadi.
“Penyebabnya Iwan”. Jawab Ivan
singkat.
“Agil,kau dalam perlindunganku”.
Kata Ivan sambil beranjak dari mereka berdua menuju ketempat duduknya.
Sore itu, pukul 05.40 PM kelas
sepuluh satupun bubar keluar kelas dan behamburan di lapangan sekolah. Mereka
semua terkejut rupanya Iwan dan
teman-temannya sudah menantinya,dan menghadang, tak lupa dengan Sullivan dan
Reymondo juga ada di sana sebagai pemihak Iwan.
Langkah kawanan kelas sepuluh satu
terhenti,Irwan pun maju kedepan kawanannnya.”Ada apa?!”.
Dengan tenang Iwan menjawab.“Aku
tak punya urusan dengan lelaki cerewet sepertimu”. Ivan pun memberikan kode
kepada teman-temannya agar Agil, pria yang dia inginkan di bawakannya di
hadapan mereka.
“Jika kalian, menyentuh
Agil,kalian hancur !”. Teriak Ivan kepada teman-teman Iwan,tapi itu tak di
hiraukan mereka.
“Hey,Iwan bencong !”. Kemudian
terdengar suara darikejahuan, rupanya Reski yang berada di balkon di lantai
duayang mencoba mengalihkan perhatian mereka semua.
“Adapa apa hah!”. Teriak balik
Iwan.
Rezky menunjuk-nunjuk kearah bawah
seakan menunjukkan sesuatu,mereka semua yang di bawah, rupanya Ade dan dika
berlari kearah mereka.”Kalian para junior kerjanya Cuma bisa berkelahi saja!”
Teriak Ade sambil terus berlari.Dan segera di hajarnya beberapa siswa di kelas
sepuluh satu yang ada di depannya termasuk Irwan,Ivan dan Imam.Sebagian darinya
berlari keluar sekolah dan ada pula
masih berhadapan dengan mereka.
“Hey, apa yang kalian lihat?!”.
Teriak Iwan kepada teman-temannya,hajar mereka berdua
Belum lepas , perkataan Iwan
datanglah Anggota dari kelas dua IPA3,IPS1
dan 2 datang membantu Dika dan Ade, sedang Rezky tengah asyik merekam
perkelahian mereka dari balkon lantai dua dengan menggunakan handycame miliknya.
“Hey kau!”.teriak Ivan kepada Agil
sambil menarik tangannya untuk pergi dari kerumunan itu. “Ikuti aku bodoh!”.
Kemudian merekaberdua berlari menuju bagian belakang agar tidak ada yang bisa
mengejar Agil lagi.
“Kau tahu?, mereka semua
mencurigaimu”.kata Ivan sambil terus berlari menuju bagian belakang sekolah.
“Maksudmu?”. Sambil mengikuti alur
lari Ivan yang begitu cepat.
“Iya,mereka menuduhmu yang mengacaukan semuanya di
sekolah ini”. Ivan menjelaskan sambil terus berlari
Sontak Agil pun kaget dan
menghentikan langkahnya.”Jadi,kalian semua tak mempercayaiku?”. Agil
menunduk.”Kita terus bersama kenapa kalian malah mengkambing hitamkan ku
seperti ini!”. Teriak Agil sambil melototkan matanya kearah Ivan.
Ivan mendekati Agil sambil
memegangi pundaknya.”Aku percaya pada kau,Agil”.
Kemudian Agil yang semulanya emosi
kini meubah eksperisnya menjadi gembira,dan tertawa
terbahak-bahak.”Hahahhahahhaha…!”.
Kini Ivan yang menjadi kaget.“Ada
apa?,hey, Agil kau baik-baik saja”.
Kudian tangan Ivan yang memegang
pundaknya dia menyingkirkannya.“Sudahah,jangan sok baik denganku”.
“Apa maksudmu Agil?”. Tanya
Ivankepada Agil.”kau lancangnya berkata padaku,temanmu sendiri?”
Kembali Ivan tertawa dengan
kerasnya.”Kau bukan temanku,teman-temanku ada di belakangmu”.
Seketika Itu Ivan berbalik,dan di
belakangnya sudah ada Irfan yang siap menghantam Ivan dengan pukulannya. Tak sempat
menangkis serangannya,Ivan pun terkena di bagian kepalanya. Dari belakang Irfan
muncul teman-temannya dari anak bahasa,hanya empat orang yang maju, empat orang
dari kelas dua Bahasa dan memegangi
Ivan. Dua orang itu mengunci pundak bagian kiri dan kanan dan dua orang lainnya
memegangi lengan kiri dan lengan kanannya serta mengunci kaki kiri dan
kakikanannya dengan kaki mereka masing-masing.
“Kau!”.teriak Ivan kepada Irfan.
Irfan hanya tertawa licik. Tak
lama kemudian muncullah Fahry,dan Agilpun ikut bergabung, Fahry kini berada di
antara Agil dan Irfan yang berhadapan denga Ivan yang tengah tak bisa bergerak
leluasa lagi.
“Jadi,Ivan?”. Pertanyakan dengan
nada meledek keluar dari mulut Fahry.”Kau kiraini tanpa alasan hah?, aku hanya
kasihan melihat Agil yang tiap hari di bully oleh Iwan dan teman-temannya,ajakan
kerja sama ini adalah langkah awal agar Agil menjadi salah satu orang yang
paling di takuti di sekolah ini”.
“Jadi,yang menyerang Yenni itu
benar kau Agil?”. Ivan mulai berbicara.
Fahry melirik Agil.“Jawablah
Agil,jawablah dengan jawaban yang memuaskan”.
Agil gugup mau menjawab apa,Agil
menatap mata Ivan yang mulai mengeluarkan eksperi marahnya, dan di sisi lain
Irfan kelihatannya tidak akan tinggal diam jika dia tak menjawabnnya dengan
benar.Agil pun menari nafas panjang dan mmengeluarkannya. “Maaf Ivan,aku
melakukannya karena Yenni sudah tahu rencana awalku bersama Fahry untuk
mengahlahkan Iwan,Yenni mengancam akan memberitahukan rencana kami kepada Iwan
bila aku terus bergaul dengan anak kelas 2 bahasa”.
“Lalu?”.ucap Ivan.
“Lalu kucoba untuk menyingkirkan
Yenni,pada malam itu”. Jawab Agil
“Kurang ajar !”. teriak Ivan,
Tubuh Ivan mulai tak terkendali untuk melespaskan diri dari cengkraman keempat
orang itu.
“Lanjutkan Agil!”. Fahry menatap
Agil dengan tajam.”Katakan lagi”.
“A..aku, meninggalkan logo dari lambang
milik Iwan agar kau dan Iwan saling berseteru”. Lanjut Agil lagi.
Ivan sudah tak tahan
mendegarnya,darah di kepalanya mulai mendidih
“Agar nama Iwan menjadi rusak dan
kaupun dapat mengalahkannya, dendam Agil kepada Iwan terbalaskan ”. lanjut
Fahry.”Mantapkan?”.
“Ka..li..an , memang cerdik!”.
Akhirnya Ivan berhasil melepaskan diri dari keempat orang itu danlangsung
mencekik leher Fahry dengan tangan kanannya.”Kalian bergerak,kalian kan melihat
pemimpin kalian mati,dan aku kan menguasai kelas kalian”. Ivan yang semakin
emosi.”Agil,kau orang baik,bersembunyilah ketempat yang ku tujukan tadi,bila
Iwan melihatmu kau bisa mati”.
Agil pun mengangguk dan pergi
menuju bagian belakang sekolah.
“kau,menyembunyikan penghianat
dalam hidupmu”. Kata Fahry yang masihtercekik oleh tangan Ivan.
“sudah mau mati masih saja berkata
macam-macam”. Balas Ivan kepada Fahry.
Kepala yang yang berdarah akibat
pukulan Irfan tadi sudah tidak di pedulikannya,kemudian Ivan melepaskan
cekikannya itu.”Akan lebih jantan bila kalian semua menyerangku secara
bersamaan”.
“Kalian tunggu apa lagi?, serang
dia!”. Teriak Fahry kepada Teman-temannya yang semuanya laki-laki agar mereka
dari kelas Dua Bahasa menyerang Ivan.semuanya pun menyerang Ivan.
Rupanya di dari belakang Reski
sudah merekam kejadian awal sejak pengakuan Agil tadi hingga perkelahian yang
saat ini mereka lakukan.
Rezky yang asyik merekam tanpa dia
sadari Iwan,Imam,Irwan,Reymondo,Sullivan,Dika,Dan Ade sudah ada di samping
mereka juga asyik menyaksikanpertarungan satu lawan banyak orang tersebut.
“Hey anak bandel”.Sapa Dika kepada
Rezky yang asyik merekam.
“Kau mengaketkan ku anak siapan”.
Jawab Rezky sambil terus merekam.”Mana yang lain?,kenapa Cuma ada kalian?”.
“kita suruh balik duluan deh
hehehe”. Jawab Dika.
Rezky hanya memandangi Dika sekali
dan menggelengkan kepalanya sambil terus merekam.
Iwan dan Ade,mereka berdekatan dan
terus menyaksikan Ivan yang di keroyok kelas Dua Bahasa tersebut.
“sebenarnya nggak tega sih orang
sekelas denganku di keroyok seperti itu”. Kata Ivan yang mencoba menyembunyikan
hubungannya dengan Ivan kepada Ade.
Ade melipat tanngannya dan
membalas.“tak usahlah,lagian yang mendominasi permainan kan Ivan juga”.
“Hmmm”. Hanya itu yang keluar dari
mulut Iwan.
Sementara itu Ivan yang sudah
membereskan seniornya dari kelas bahasa pun berbalik dan menyaksikan
teman-temannya hanya menontonnya dari kejauhan.”Apa?,jadi kalian hanya
melihatku di keroyok begini?!”. Ivan yang melihat teman-temannya hanya
melihatnya kemudian lemas dan berjalan menuju mereka dangan langkah lunglai.
“hey Iwan, Jika kau masih punya
masalah dengan Agil,dia ada di belakang,hajar saja kalau mau di hajar,dia yang
mengadu dombakanmu beberapa hari ini”.katanya sambil terus berjalan
meninggalkan yang lainnya.
“Apa kau tak mau ikut?”. Pertanyaan
Iwan itu tertuju pada Ade yang tengah menahan Iwan untuk tidak berjalan jauh
dari mereka.
“cukup kaulah,maka Agil kan
mengerti kenapa ada kejadian seperti ini”. Jawabnya sambil merangkul tangannya
di siku tangan kiri Ivan.
“Okey!” balas Iwan singkat,sambil
member kode kepada Reymondo dan Sullivan agar ikut dengannya.
Dibagian belakang sekolah di
antara dinding kelas belakang dan pagar sekolah Agil yang tengah menyandarkan
dirinya ketembok pagar sekolah sambil menghilangkan rasa tegang dengan
menghisap rokok.
“Cilukba!”. Iwan pun muncul dengan
cara tiba-tiba.”Kaget ya?”.
Iwan kemudian mundur dan membuang rokoknya yang
kelihatannya belum habis.
“Saya nggak sendiri loh”. Iwan
maju beberapa langkah agar agil melihat di belakangnya ada Reymondo dan
Sullivan juga ikut. Iwan pun tersenyum dengan ala brengseknya.
“Pesta di mulai nak”. Katanya
sambil mendekati Agil.
Di gerbang sekolah ivan dan Ade
saling berbincang,sedang yang lainnya tengah membersihkan diri di dalam kamar
mandi milik sekolah.
“Tadi itu ekting yang hebat
tukmengecoh Fahry dan Agilbiar semuanya terbongkar”. Ujar Ivan sambil tersenyum
dan menahan sakit lukanya akibat pertarungannya tadi.
“Hehehe,itu juga karena rencana
kekompakan kita,dan Iwan dia baru kali ini kulihat dia bisa di ajak kompromi”.
Balas Ade yang tengah merapikan rambutnya.”Jadi, di kelas dua nanti pilih
jurusan apa?”.
Belum sempat menjawab Imam dan
Irwan datang.
“ya jurusan IPS lah”. Kata Irwan
sambil menepuk-nebuk pundak Ivan dari belakang.”Kami betiga sudah sepakat tuk
memilih jurusan itu”. Irwan,Imam,dan Ivan pun saling berpandangan
“rupanya sudah memilih jurusan IPS
yah”. Senyum Ade kepada mereka bertiga.
“kami bertiga memang jurusan tapi
tetap kompak”.Rezky tiba-tiba juga muncul.
“Ya!”. Tambah Dika singkat.”Di
mana Ivan dan temannya itu? Kita harus menunggunya?”.
Kemudian Imam Refleks menjawab“Hmm
tadi ku kirimkan pesan singkat kepada Sullivan,katanya dia menyuruh kita pergi
duluan,katanya masih ada pesta yang akan dia lakukan bersama Agil”.
Mendengar perkataan Imam itu
akhirnya mereka pergi dengan tawa yang keras.
Beberapahari kemudian,malam
sebelum hari pertama ulangan semester di mulai di Rumah Sakit umum Majene Ivan
tengah menjenguk Yenni di rungan VIP. Mereka berdua sengaja di tinggal keluar
oleh kedua orang tua Yenni agar mereka leluasa tuk berbicara.
“sudahlah,kau cepat pulang besok
kau ulangan semester”. Perintah Yenni yang masih terbaring lemah, tapi dia
kuatkan dirinya agar Ivan tak cepas lagi.
“Iya nyonya,entar lagi,aku masih
pengen ngobrol sama kamu”. Kata Ivan lagi sambil mengusap-usap siku tangan
kanannya.”Agil dan Fahry sudah di adili oleh para siswa dan siswi di
sekolah,katanya mereka berdua harus pindah sekolah karena melakukan hal licik”.
“jika tidak?”. Tanya Yenni
seketika.
“Ya jika tidak mereka akan di
Bully setiap hari jika mereka datang sekolah”. Jawab Ivan.
“Hmmm”. Balas Yenni singkat.
“Aku sayang kamu”.kata-kata Ivan
mulai serius.
“Ah,kau selalu bergurau”.Balas
Yenni coba cairkan suasana.
Lalu Ivan medekatkan wajahnya ke
telinga kanan Yenni.“Cepat sembuh,I love you”. Setelahitu Ivan menjauhkan
kembali wajahnya dan kembali ke posisi semula
Kemudian Yenni menatap Ivan dengan
serius.“Sudahlah,aku takkan terpengaruh oleh gomabalanmu!”.
Sontak Ivan kaget dan berkata
sambil mengangkat-angkat kedua tangannya.”Memang dari dulu kau tak pernah
percaya denganku”.
“Jika serius,kalau sukses nanti
langsung kerumahku saja,aku tak butuh kata-kata palsu dan gombalan seperti
tadi”.kata Yenni.
Ivan menghentikan gerakannya dan
tunduk malu.”Baiklah,tunggu aku,akan kesana kerumahmu karena memang kan ku
tunjukkan kalau aku memang serius”
THE
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar