Rabu, 28 Januari 2015

KEJAR AKU : Semester 2


Pagi itu di sekolah di mana para siswa dan siswi belum ramai oleh kedatangannya, di kelas X1 Ivank sedang mendengar musik dari salah satu band faforitnya,yaitu Dewa 19, volume yang sedang sudah sangat gaduh untuk jam sepagi ini di sekolah,dan cukup mengganggu Imam yang tengah membaca buku novel yang dia pinjam di perpustakaan kemarin.
                “Hey,hey anak manis !”. teriak Imam kepada Iwan sambil member Isyarat kalau Volume music dari Hanphonenya mengganggunya.
                Ivank hanya mengedipkan mata sambil mengecilkan bolume Hanphonenya.
                Tak lama berselang datanglah Irwan.”HALO SMUAAA ! ”. teriak Irwan yang berada di depan pintu,beberapa penghuni kelas X1 sedikit terusik akan teriakan tersebut,termasuk Ivank dan Imam.
                “Dasar manusia aneh!”.teriak Ivank sambil memasang Airphone miliknya.
                Sedang Imam hanya menatapnya dengan tatapan dingin.
                “Hey tak usah begitu juga donk tatapannya mas bro”.kata Irwan tersenyum sambil mendekati Imam.”Hey itu Novel karangan Muh.Fajrin yah?”.sambil menatap sampul buku yang di baca Imam dan menyentuhnya.
                Imampun menutup bukunya.”Kau!”.
                “Hey ada apa?”.Irwan terkaget-kaget melihat tingkah Imam.
                Merasa terganggu akhirnya Imam berhenti membaca dan pergi meninggalkan kelas.
Irwanpun mencari objek ain di dalam kelas untuk bahan usilannya di pagi hari, akhirnya Irwan dan Ivan pun bertatapan mata.
Tak lama kemudian Ivank mengangkat tangah kirinya yang sudah dia kepal dan di arahkannya kepada Irwan sekana itu pertanda kepada Irwan.”Jangan ganggu saya”.
Merasa tak ada yang seru lagi di dalam kelas akhirnya Irwan juga keluar kelas dan bersandar di pintu luar kelas.Tak lama kemudian datanglah Firmansyah dengan membawa sebuah buku yang sama dengan milik Imam.
”Hey kau juga suka baca buku Ini?”. Tanya irwan sambil merebut Novel Firmansyah dari tangannya
Sambil tersenyum Firmansyah menjawab.”Iyah,ini lagi ngentren loh”.
Kemudian Irwan membaik-balikkanbuku tersebut.”Hmmm,kelihatannya baru yah?”
“Iyah”jawab Firmanyah sambil tersenyum kembali.”Maknya jangan pinjam”.lanjutnya sambil merebut kembali buku tersebut dari tangan Irwan dan kemudian masuk kedalam kelas.
Kesalnya Irwan mendengar kata-kata Firmanyah.”Wow…! dasar baru punya gitu dah kikir amat!”.Teriak Irwan.
Namun teriakan Irwan tak di pedulikan sama sekali,Firmansyah terus mesuk kekelas dan duduk ke tempatnya.
Di tempat lain, yaitu di loteng sekolah Iwan,Sullivan Dan Reymondo tengah asyik mengerjai Agil satria yang kala itu masih berstatus anak baru.”Sudah ku bilang,jangan jadi sok jagoan di sekolah ini”.kata Iwan sambil menampar wajah Agil.
Setelah di tapar kemudian Raymondo menangkapnya.“Hah,sampah!”. Katanya sambil menendangnya kearah Sullivan.
Teapat mengarah pada tangan Sullivan yang siap mencekik lehernya.”Kau mau apa?”. Sullivan Bertanya kepada Agil dengan nada dingin dan datar.”Sampah!”.katanya lagi sambil memeriksa kantong bajunya, dan di dapatkannya Uang.
Kemudian Reymondo juga tak mau kalah dengan cepatnya mengambil dompet Agil yang berada di kantong belakang celana sekolahnya,dan mengambi uangnya.
Agil hanya terkapar tak berdaya,dan Iwan,Sullivan Dan Reymondo  meninggalkannya di loteng.


Jam 08.00, jam pelajaran pertama mulai berlangsung tapi tidak buat kelas X1 yang pada jam mata pelajaran pertama di kelasnya kosong,di depan kelas Iwan menghampiri Ivank yang tengah duduk sendiri di bangku panjang kelasnya.
“Apa yang kau lihat?”. Tanya Ivank kepada Iwan
Beberapa detik mereka saling bertatapan mata,dan Iwan pun tersenyum.”Hehehee”.kemudian Iwan duduk tepat di samping Ivank dan menawarkan sebatang coklat untuknya.”Ini”
Kemudian Ivank menatap sebatang coklat itu dan berkata.“Apa itu?,hasil rampokan dari Agil lagi yah?”.
“Jangan anggap aku buruk,biar ku jahat setidaknya aku baik pada kau”.katanya sambil tersenyum.”Ambillah,setidaknya kau hargai ku”.
Kemudian Ivank mengambil sebatang coklat itu.“Biarpun ku makan coklat ini kau takkan bisa mengubah hatiku tuk membiarkan kelas X1 untuk kau kuasai”.
Kemudian Iwan pun kembali tersenyun dan seraya berkata.”Aku sudah tak terlalu ambisi tuk kuasai sekolah ini, sejak keputusan rapat pemimpin tiap kelas jika ingin menguasai suatu kelompok atau kelas lain harus pertarungan Satu lawan satu antar pemimpin,aku mulai lemah melakukan hal ini”.
“Oh ya?”. Singkat Ivank.
“Mana juga bisa ku kalahkan  Ade,Rezky dan Dika yang meruapakan pemimpin kelas 2IPA3, 2IPS1 dan dua, mereka semua anak-anak mafia di Indonesia yang sengaja di sembunyikan demi keamanan nyawa mereka”.kata Iwan.
“Itu baru kelas dua,belum juga senior kelas  tiga”.sambung Ivank. Sebenarnya Ivank juga terkejut dengan perkataan Iwan tadi sebab Ivank baru tahu kalau ketiga seniornya itu adalah anak-anak dari mafia besar di Indonesia.
Tak lama berselang seorang siswa baru datang kesekolah mereka mencari-cari kelasnya. Tepat di depan Iwan dan Ivank anak baru itu lewat di depannya dengan menggunakan tas samping,kedua tangan di saku dan kepala yang sedikit di naikkan keatas.
Iwan menatap anak baru itu dengan tatapan tajam, Anak baru itupun berlalu
“Hey,nampaknya kau tak begitu menyukai anak baru itu”.kata Ivank sambil tersenyum.
Kemudian Iwan menjawab dengan nada pelan namun tegas.”Orang-orang yang seperti itulah yang mestiya kita hajar dan musnahkan di Negara ini”.
“Jadi?”. Ivank bertanya.

“Jadi kalau anak itu macam-macam di sekolah ini,akan ku habisi dia”.jawab Iwan sambil menatap Ivank.

Di tangga sekolah Irwan dan Firmansyah tengah duduk asyik saling bercanda satu sama lain, tak lama kemudian anak baru tadi itu melewat mereka berdua.
“Upss”.anak baru itu menabrak dan menjatuhkan buku novel milik Firmansyah ke anak tangga dan berguling.Irwan dan Firmansyah menatap anak baru itu.
Dengan cueknya anak baru itu kembali berkata.“Maaf,itu salahku”. Kemudian pergi meneruskan jalannya menaiki tangga.
Dengan jengkelnya Irwan pun berteriak kepada anak baru itu.”Hey kau anak baru, jangan Borro !”
Kemudian anak baru itupun barbalik.”Maksudmu?”.katanya dengan singkat
“kayamu!, aku tak menyuakainya!” teriak Irwan sambil mendekati anak baru itu.”Perbaiki tingkahmu di sini anak baru”.
Rupanya teriakan Irwan memancing kelas 2Bahasa yang kelasnya berada tepat di samping tangga lantai dua. “Ada apa ini?!”. Teriak salah seorang dari kelas 2bahasa namanya Irfan.”Fahry?”.kemudian Irfan menatap anak baru itu.
Sambil melanjutkan menaiki tangga akhirnya Fahry,nama anak baru itu berkata.”Tidak apa-apa,Cuma anak kelas satu yang sok,tak usah di ladeni”.
Dengan kesal Irwanpun membalas Fahry.”Hey kau anak baru!,biarpun kau senior kalau tingkahmu yang borro itu kau pakai di sekolah ini,kau tak pantas di hormati!”.
Irfanpun maju medekati Irwan,melihat hal itu Firmansyah pun ikut mendekat kesmping irwan.
“Dia pemimpinkami”.sambil memegang pundak Irwab dan Firmansyah.”Jadi maafkan kami kelas dua Bahasa 1 dan 2 membelanya,kalau mau rebut lain kali saja,ini masih jam belajar”.tak lama Irfan dan teman-temannya dari kelas bahasa kembali naik ke lantai atas.
Irwan dan Firmansyah pun turun,di anak tangga terakhir rupanya Ivank,dan Iwan sudah menyambut mereka.”Kenapa dia?”.Iwan bertanya kepada Irwan Firmanysah. “kenapa kalian melepaskannya?”. Kembali Iwan bertanya,tetapi mereka berdua hanya menarik nafas menahan emosi mereka.”Biar aku saja yang maju hadapi mereka”.kata Iwan sambil ingin menaiki tangga.
Tindakan itu keburu di tahan ivank.”Tahan emosi mu”.katanya dingin,sambil menahan tubuh Iwan.
“Dia sudah meremehkan kelas kita!”.kata iwan sambil memaksa melepaskan diri dari Ivank.
Kemudian Ivank mendorongnya hingga mundur beberapa langkah.“kau itu,kalau kita rebut sekarang bukan waktu yang tepat,nanti pulang sekolah kita hajar mereka”.
Mereka semuanyapun bubar meninggalkan tangga dan memasuki kelas mereka. Di dalam kelas Ivank duduk di samping Imam yang tengah asyik membaca buku novel miliknya.”Ada rebut-ribut apa tadi?”.Imam membuka pembicaraan dengan Ivank.
Dengan resenya Ivankpun menjawab.”Yang jelas bukan sesuatu yang romantic dan puitis seperti novel yang kau baca itu”.Ivank langsung meninggalkan tempatnya dan mencari tempat duduk yang lain, Imam hanya menatapnya dengan tatapan yang tajam.
Jam 10.30, waktu istrahat di depan kelas bahasa Fahry,Irfan dan teman-teman lainnya duduk di depan kelasnya.tak di sangka-sangka lewatlah Ade pemimpin kelas 2IPA3.
“Itu dia pemimpin kelas 2IPA3”.kata Irfan kedapa Fahry sambil menunjuk kea rah Ade.
Kedua mata Fahrydan Ade kemudian saling bertatapan tajam ,dan di hentikannya langkah Ade dan menghampiri Fahry.
“Anak baru sudah jadi pemimpin,dua kelas yah”.katanya sambil menatap papan nama milik Fahry.
Fahry hanya tersenyum licik, Semula Irfan ingin menghantap Ade tapi di tahan oleh Fahry.
“Apa yang kau lihat nak?”kembali Ade melanjutkan kata-katanya.””Ingin kuasai IPA3 juga yah?”. Lanjut Ade dengan nadameledek.”kalahkan aku dulu mayatku ”.itulah kata-kata terakhir Ade dan meninggalkan Fahry dan teman-temannya.
Kemudian Fahry berteriak kearah Ade yang mulai menjauh dari keomlotannya.”Liat aja bangsat!,kau akan mampus dan menjadi anak buahku !”.
Kemudian Ade berbalik kearah Fahry,sambil tersenyum manis Ade memberikan sebuah jempol kearah Fahry,tak lama berselang Adepun menjatuhkan jempolnya sehingga  menjadi jempol terbalik, Ade pun mengubah ekspresi mukanya menjadimurung sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Merasa di remehkan Fahry pun naik darah ingin menyerang Ade.”Kurang ajar!”.
Tapi tindakan itu segerah  di tahan Irfan dan teman-temannya.”Hey jangan bodoh,lihat kebelakang”.kata Irfan sambil memaksa membalikkan badan Fahry kebelakang.
Betapa kagetnya Fahry melihat kerumunan kelas 2IPA3,2IPS1 dan kelas 2IPS2 tepat tak jauh dari tempat fahry dan kawan-kawannya berada, Dika dan Reszky yang berada di lini depan.
“Halo anak baru”. Sapa Dika sambil melambai-lambai memasang muka manis di hadapan anak bahasa.
Rezky pun tak maukalah dengan Dika.”jika ada di kelas IPA3,IPS1 dan 2 lewat di sini dan kau lukai,ingat lehermukan patah olehku”.
“Sial !”. hanya bisa Fahry katakana melihat aksi Ade,Rezky dan Dika.

Adepun turun menuju lantai satu dengan wajah tersenyum senang sudah membuat Fahry jengkel olehnya. Adepun menyapa Ivank.”Hay brow!”.
Ivan hanya memberikannya sapaan jempol dan senyuman.
Meneruskan langkahnya menuju kantin sekolah,di sana di bertemu dengan Reymondo. Mereka pun saling bertatapan tajam.”Hah!”.teriak Ade setelah menatap wajah Reymondo.
“Taii!”.balas Reymondo setelah bertatapan dengan Ade.
Kemudia Reymondo keluar dari kantin,tanpa di sadarinya Ade yang tersinggung dengan perkataan Reymondo juga ikut keluar dan menghampiri Reymondo.
“Hey kau anak kepala sekolah beraninya kau”.katanya sambil menarik  kera baju Reymondo bagian belakang.
Dengan sigap Reymondo menangkap tangan Ade yang sudah menerkap terlebih dahulu kera baju miliknya.”Sialan kau!”.
Kemudian mereka saling mengunci tangan masing-masing.
“Anjing!”.teriak Reymondo di wajah Ade.
“Kau yang Anjing,maumaunya di perbudak oleh Anak kelas satu”. Balas ade dengan nada yang sama.
“Lepaskan Anjing!”.Kembalik Reymondo berteriak.
Tiba-tiba Nampak dari kejahuan muncul sosok sang kepala sekolah,mereka berduapun melepaskan sergapan masing-masing..
“Ini belum selesai”.kata Ade sambil meninggalkan Reymondo pergi.
Reymondo hanya menatap Ade yang tengah pergi meninggalkannya.
Ade berlari menuju ke WC sekolah,di sana Ade perjumpa dengan Iwan,dan mereka saling bertatapan tajam satu sama lain.Adepun masuk kedalam salah satu bilik WC.
Ternyata Ivank memang menunggu seseorang untuk masuk kedalam salah satu bilik Wc.”Hem”.katanya sambil mengambil dalam saku depan celananya.”hehehe mampus loe”. Ternyata isi kantong celana Iwan adalah sebuah petasan yang akan di bakarnya,dan akhirnya petasan itu menyala,iwanpun membuang petasan itu kebilik yang di tempati oleh Ade dan segera berlari keluar.
Petasannya pun meledak beberapa kali membuat Ade terkaget-kaget sambil lari terbirit-birit.
“Iwank Anjing loe!”.teriak Ade jengkel sambil menaikkan jari tengahnya pada Iwan yang menertawakannya dari jauh. Iwanpun kembali berlari menuju kelasnya.
Tak terasa jam 12.00 siang bell pulang di percepat di karenakan rapat mendadak akan berlangsung oleh para guru-guru.
Di perjalanan pulang tak seperti biasanya Ivank bersama dengan Irwan,kali ini Ivank di temani Yenni dengan mengendarai mobilnya.
“Jadi,tadi ada rebut-ribut apa di lantai satu?”. Tanya Yenni kepada Ivank memulai pembahasan sambil meyetir mobil’.
Kemudian dengan isengnya Ivan menjawab.”Itu urusan lelaki,cewek itu nggak perlu ikut campur”.jawabnya sambil tersenyum bercanda.
“Jadi kalau urusan di dapur urusan cewek?”. Kembali Yenni bertanya dengan nada kesal.”dan makannya cowok nggak boleh ikut campur juga?”.
“Ehh, cewek itu masak buat para Cowok,udah tugasnya”.jawab Ivank.”Terus kalau cowok gajian Cewek seenaknya minta toh?”.sambung Ivank lagi.
“Yee,nggaklah kalau bisa cewek itu kerja nyaingin cowok”.bantah yenni sambil terus fokus menyetir.
“Dimana-mana,setinggi apapun pendidikan cewek kalau nikah ujung-ujungnya berakhir di dapur ”.kata Ivank sambil tertawa keras.
Dengan sebelnya Yenni berkata.”Ih kau!”.sambil mencubit paha Ivank sambil  terus menyetir mobilnya.
Sementara itu Ade yang tengah dendam kepada Iwan sudah menantinya di loteng,nampaknya pertarungan seru akan di mulai di di gedung paling atas sekolah.
Iwanpun datang.”Hehe,dendam yah?”.
“Iya”Jawab Ade singkat.”Ngomong-ngomong,kau lama juga kaya cewek saja”.
Sambil tersenyum sinis Iwan berkata.“Aku menunggu”.sambil serongkan badannya kekiri dan nampaklah kelas 2IPA1 yang sedang menaiki tangga.”Aku menunggu mereka”.lanjut Iwan setelah menyerongkan badannya.
“Sudah ku duga”.jawab Ade tersenyum sambil menjentikkan jarinya dan muncullah Teman-temannya dari 2IPA3.
“Jadi sama-sama bawa teman yah?”.Iwan bertanya sambil maju beberapa langkah
Dengan tidak mau kalahnya dengan sang junior Ade pun ikut maju hingga berhadapan dengan Iwan.”Siapkan dirimu nak”.
Sambil tersenyum lebar Iwan menjawab.”Seharusnya yang bilang Nak itu saya anjing!”. Dengan segera Iwan menyerang Ade dengan tinjunya yang belum siap.
Adepun menangkisnya dengan kedua tangannya.”Dasar junior sialan !”. teriak Ade, kemudian Ade balik menyerang dengan pukulan bertubi-tubi miliknya.”Gimana anak sok keren?”.
Sambil menangkis serangan Ade,Iwan menjawab.”Baru segitu”.
Keasikan menyerang Ade melupakan celah di perutnya yang membuatnya di serang habis-habisan oleh Iwan.”Mampus loh!”. Pukulan tangan kanan Iwan mengenai perut Ade hingga membuat Ade terjatuh.
“Bangun kau lemah”.kata Iwan sambil memainkan kedua tangannya.
Kemudian Ade pun bangkit kembali, belum lama Ade berdiri Iwan sudah menendang kaki kanan Ade sehingga sang senior kembali terjatuh.
“Hah, ternyata pemimpin 2IPA3 lemah”.kata Iwan sambil mengejek Ade yang belum bisa bangkit.”Lihat wajahmu,babak memar-memar, mending kau bergabung dengan ku dan kuasai sekolah ini”. Lanjut Iwan sambil mengulurkan tangannya kepada Ade.
Rupanya ajakan Iwan di tolak mentah-mentah oleh Ade.”Tidak!”.sambil memukul tangan Iwan serta berdiri kembali.”Lebih baik kelas ini ku serahkan kepada Rezky atau Dika dari pada orang sepertimu”.
“Jadi?”.tanya Iwan sambil menaikkan alis kanannya.
“Aku ingin mengahajar mu!”.teriak Ade.
Ketika mereka ingin saling menghajar kembali,tiba-tiba Fahry beserta kelas dua bahasa 1dan 2 datang dan menyerang kelompok Iwan dan yang lain dan tak bukan kelas 2IPA2. Melihat kedatangan Fahry mereka berdua berhenti saling pukul, Iwan pun kaget melihat kejadian ini.
“Ka..kau Ade?”.Iwan menunjuk Ade di lanjutkan denganperkataan yang gugup.”Kau banci!”. Teriak Iwan kembali. Iwan mengira kedatangan kelas Dua Bahasa ini adalah suruhan Ade.
“Kau salah paham Iwan!”. Teriak Ade membela diri.
Kejadian itu tak bisa mereka hindari,Iwan pun menghajar pipi kiri Ade dengan pukulannya hingga terjatuh kemudian berlari membatu teman-temannya yang sedang di serang.
“Senior sialan!”. Teriak Iwan sambil menghajar kelompok dari kelas bahasa itu.”Keparat,banci kalian”. Kata Iwan lagi sambil mengahajar mereka yang menyerang kelompoknya.
Ade dan kelompoknya dari kelas 2IPA3 hanya melihati dua kelas yang saling menyerang.
Tak lama kemudian kelas 2IPA1 berhasil meloloskan diri dan pergi mennggalkan Loteng sekolah menuju lantai bawah.
Suasana menjadi hening,kelompok Fahry mendekati Ade dan teman-temannya dengan gaya yang macho dan keren dengan yang terdepan yaitu Fahry dan Irfan.
Kedua kelompok itu saling bedekatan satu sama lain, dengan refleks Ade dengan segera meninju pipi kanan Fahry,Fahry pun terjatuh akibat menerima pukulan yang keras.
Sontak Teman-teman Fahry dari anak bahasa menjadi emosi dan ingin maju menghajar Ade. “Tenang-tenang !”. teriak Irfan sambil menghadang teman-temannya dari anak bahasa,kemudian Irfan berbalik kerah Ade.”Ada apa dengan kau?, ka..”.
Kemudian Fahrypun terbangun dan memotong perkataan Irfan.”Kau!”. Kata Fahry sambil menunjuk-nunjuk kearah Ade.”Aku mencoba membantumu,tapi kau malah mengahajarku?”.
“Kau tidak membantu”. Jawab Ade dengan dingin.”Kau malah membuatku malu di hadapan Iwan dan teman-temannya”.
“Jadi begitu?”. Kembali fahry menjawab sembil menganggukkan kemapalanya dan menampakkan wajah brengseknya.”Kau bukan teman,tapi lawan”. Tambahnya sambil meninggalkan tempat itu.”Ayo teman-teman”.
“Kelas kami siap menghadapi murid siapapun di sekolah ini!”. Teriak Ade kepada kelas Bahasa.
Mendengar hal itu Fahry hanya menahan emosinya.”Kita akan bereskan mereka nanti”. kataFahry pelan kepada teman-temannya.
Pada suatu malam,di depan sebuah rumah,yang tak lain milik Irwan, di situlah Imam,Ivank,Agil,dan Firmansyah berkumpul, di samping rumah Irwan tokonya sudah lama tutup, kini hanya gelak tawa mereka yang seiring condong di sisa-sisa malam ini.
“Mendekati semester ini,kitakan siapkan kekuatan kita bukan hanya untuk kekuatan kelas tapi untuk menghadapi ujian kenaikan kelas kita”. Kata Firmansyah memulai pembicaraan serius.
“Iyah sih,makanya mulai besokkita harus belajar giat”.sambung Imam.
“Yah,harusnya memang begitu”. Tambah Ivan sambil merangkul Agil.”Bukan begitukah Agil?”.
“Iy..iya..iya”. Jawab Agil dengan Gugupnya.
“Ayolah Gil, jangan gugup begitu kita semua teman kok,anggap kita sudah temanan lama”. Tambah Imam lagi.”Meski kau murid baru kami tetap merespon mu dengan baik”.’
Tak lama berselang Irwan pun datang dengan membawa bebera minuman kaleng.”Asyik sekali kalian mengobrol sampe melupakanku”.katanya sambil meletakkan Minuman kaleng itu ke atas meja.”Ayolah kita bersulang demi kesuksesan sekolah kita!”.Seru Irwan sambil mengangkat minaumannya petama.
Kemudian Ivank pun ikut mengangkat minumannnya.”Oke bersulang!”.
Dan Imam,Firmansyah dan Agil pun mengikuti Irwan dan Ivank.
“Cuzz!”. Kompak mereka sambil bersulang  lima.
“Hai”. Tiba-tiba dari keasyikannya mereka meongobrol muncullah gadis berambut pendek celana panjang seba hitam,perempuan itu  adalah Yenni.
“Hay juga !”. serentak Irwan,Imam,Agil Dan Firmansyah menjawab.
“Hay Senior gabung kemari !”. Sambung Imam.
“Ya !”. kata Firmansyah juga sambil mengangkat  minuman yang dia genggam.
Sedikit kata yang di keluarkan kata-kata yang diucapkan Yenni.“Hmm..”
Kemudian di potong oleh Irwan.”Kurasa Yenni nggak mau gabung dengan kita”. Katanya sambil menatap Ivan. “Kesanalah bro”. lanjut Irwan lagi dengan nada berbisik kepada Ivan.
Kemudian Ivan berdiri dan menghampiri Yenni.”Ada apa?,tumben kau mencariku,baru kali ini kau mau ketempat teman-temanku”. Kata Ivan sambil tersenyum kepada Yenni.
“Lebih baik kita menjauh sedikit,takutnya temanmu teganggu dengan kedatanganku”. Balas Yenni sambil menarik tangan kanan Ivan.
Sambil berjalan,berjalan melintasi malam di pinggir jalan di sekitaran  rumah Irwan mereka berdua bercetita satu sama lain.
“jadi,besok mau fokus belajar,hehehe makanya pengen ketemu biar nggak kangen”. Kata Ivan tersenyum  kepada Yenni.
Mendengar itu Yenni pun menjadi cemberut. “Ih..kamu, bukannya mengerti malah diketawain”.
“Iya saya tahu kok,kalau setelah ulangan semester nanti kita baruketemunya sudah itu”. Balas Ivan merangkul Yenni.

Sementara itu kembali ke samping toko milik Irwan. Firmanysah,Imam danDan Agil masih bercerita di sana dengan Asyiknya,Tiba-tiba…
“Aku pulang dulu yah?”. Kata Agil mendiamkan suasana yang tadinya agak ramai dengan cerita mereka.
“Kenapa cepat?,bentarlah,tunggu Ivan selesai dengan Yenni”. Balas Irwan kepada Agil.
“Aku ada urusan dulu yang harus ku kerjakan”. Kata Agil lagi.
“Okelah,kalau begitu ”. kata Irwan.
Kemudian Agil mengambil tasnya dan kemudian bergegas pergi,tak lupa klakson di bunyikannya pertanda pamitnya dari tempat teman-temannya itu.
“Ya okey”. Teriak Irwan kepada Agil.
“Hadijah bro”. tambah Firmansyah juga.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.34 waktu Majene. “Ayo balik nih, udah malam begini kamu belum pulang”
                Dengan santainya Yenni menjawab. “Ini baru jam 11 malam,orang di rumah tahunya aku kerja dan pulang jam 12 malam, jadi masih ada sejam lagi buat kamu”.
                “Udahlah,pulanglah udah semester kita jalan sama lagi”. Kata Ivan sambil menarik kedua tangan Yenni menuju jalan samping Tokonya Irwan.
                “Ih sayang!”. Hanya itu yang keluar dari mulut Yenni sambil mengikuti Ivan.
                Dalam perjalanan kembali ketempat teman-temannya,Yenni kemudian di serang dari jarak jauh oleh pengendara motor menggunakan ketapel yang berisikan peluru batu yang tajam dan mengenai kepala bagian kanan milik Yenni.
                “Ahhh !”. teriak Yenni kesakitan,kemudian yenni terjatuh dan menahan darah yang mengalir di kepalnya yang mulai mengalir akibat batu tajam tadi.
                Lalu yang menyerang Yenni itupun segera menaiki motornya dan segera tancap gas meninggalkan mereka berdua, Ivan yang tampak kebingungan lantas ingin mengejar pelaku yang menyerang Yenni atau menyelamatkan Yenni yang dia cintainya itu. Ivanpun berbalik badan dan segera menggendong Yenni.
                Ivan dan teman-temannya mengantar Yenni menuju rumah sakit,langsung di naikkan ketempat tidur pasien dan dijalankan menuju UGD.
                “Yenni bertahanlah !”. kata Ivan yang tengah terus berada di dekat Yenni.
                Yenni hanya bisa mentup mata sambil menahan darah dengan tangannya yang sudah cukup banyak keluar.
                Sesampainya di ruangan di UGD lima suster yang tengah jaga malam kemudian mengerumini Yenni dan memberikannya pertolongan
                “Maaf,kalian menyingkir dulu,serahkan semua kepada kami”. Ujar salah seorang suster yang ada.
                Mereka bertiga menunggu di balik gorden tempat tidur di mana Yenni terbaring menahan sakit kepalanya.
                “Kau tahu siapa yang melakukannya?”. Tanya Imam kepada Ivank.
                Ivank yang sementara itu menahan emosinya hanya bisa menggeleng dan seraya menjawab. “Aku tak tahu”. Terus Ivank mulai terisak menahan tangisnya.
                Irwan yang menyaksikan Ivank yang menangis kemudian berkata“Hey,Ivank apa yang kau lakukan?, tidak enak dilihat orang?”.katanya sambil mengambilkan Ivank sapu tangan miliknya. “Tenanglah kita akan selesaikan semuanya bersama”.
                Tak lama kenudian orang tua Yenni datang dan menghampiri Yenni di dalam ruangan bertembok gorden itu.
                “Ayo kita pulang”. Kata Ivank kepada kedua temannya itu.
                “Kenapa pulang?”. Kata Irwan heran mendengar perkataan Ivank. “Kau tak mau menjelaskan apa yang terjadi kepada orang tuanya Yenni?”.
                “Tidak,ini masalah bukan milik orang tuanya,walaupun anaknya yang menjadi korban,aku tak ingin mereka ikut campur dengan masalah ini”.jawab Ivank sambil meninggalkan ruangan UGD.
                Imam dan Irwan berlari menyusul Ivank. “Hey,kita bisa menyelesaikannya sendiri dengan cara hokum?”. Kata Imam sambil menahan Ivank.
                Ivan kemudian menolak untuk di tahan dan berkata. “Aku punya cara sendiri untuk menyelesaikannya”.kemudian Ivan melanjutkan langkahnya untuk pergi.

                Pukul 24.00 Waktu Majene, di dalam stadion Prasamya Mandar Majene Kelompok Iwan yang beranggotakan Raymondo serta teman-temannya dari kelas dua IPA satu dan Sullivan dari kelas sepuluh empat beserta teman-temannya dan lawannya yaitu Ade dari kelas dua IPA 3 serta teman-temannya, Reski dan Dika mereka berdua yaitu penguasa Kelas dua IPS satu dan dua mereka juga membawa teman-temannya yang berada di kelas yang sama.
                “Hahhh !”. teriak Iwan di bagian barisan terdepan miliknya dan mengangkat tiang bendera berlambangkan kepala tengkorak yang di sisi kepala bagian kanan tengkorak itu berwarna putih dan sisi bagian kiri berwarna hitam,bermata merah dan berlatarkan warna putih.
                “Hey apa itu?”.teriak Dika.
                “tak usah terlalu lebay bung ini bukan perang dizaman dulu pake kuda sama bawa bendera”. Ejek Dika.
                “Hey,kalian memang anak IPS tak pernah berkata yang baik”. Teriak Sullivan.
                Seakan tak mau kalah Reymondo juga ikut teriak.“Kalian aneh, Baru kali ini sejarah di sekolah kita anak kelas IPA dan kelas IPS bergabung hahaha …!”.
                “Lebih baik aneh dari pada memalukan,ada senior yang tunduk sama perintah juniornya”. Kata Ade.”Cuhhh..kita sebagai senior kelas dua merasa malu punya lettingseperti kelas IPA1 dan IPA2”.
                Mendegar sindiran itu, Reymondo langsung naik darah dan ingin maju mengahajar Ade.”Kurang ajar !”.
                Dengan cepat Iwan menahan Reymondo.”Hey,jangan keburu emosi,lebih baik kau pegang bendera kita ini”. Kata Iwan sambil memberikan tiang bendera itu kepada Reymondo.”Jangan sampai jatuh,ini bendera masih baru loh!”.
                Setelah itu Iwan pun berbalik dan maju beberapa langkah.”Bagaimana?,kita mulai?”.
Gerombolan dari pihak Ade sudah siap.”Tanpa kau aba-abapun kami siap !”. TeriakReski kepada Iwan.
                “Senior sialan”. Gerutu Iwan dalam hati. Lalu Iwan berbalik lagi kearah teman-temannya yang semuanya memakai kaos dalam celana hitam.”Baiklah kita maju semua”.
                Iwan dangn gerombolannya berlari menuju ke arah gerombolan Ade,Reski dan Dika.
“Siap semua !”. Teriak Ade yang menjadi panglima perang diantara gerombolannya.
                Akhirnya kedua kelompok ini saaling bertarung,adu kekuatan dengan tangan kosong Iwan dan Ade sebagai pemimpin pasukannya masing-masing kini saling berhadapan.
                Iwan melayangkan pukulannya,”Rasakan ini !”. Teriaknya.
                Dengan sigapnya Ade menangkis pukulan itu. “Gerakan mu lambat”. Katanya sambil memukul perut Iwan. “Perbanyak belajar lagi nak!”.
                Iwan pun tersenyum.”Hehe,aku bukan manusialemah”. Katanya sambil menangkap tangan Ade yang masih menempel di perutnya dan memutarnya.
                “Ahhhhhh…!!”. Teriak Ade dengan keras. “Apa yang kau lakukan?!”. Saking tak berdayanya,Adepun terjatuh dan menumpuhkan pijakannya dengan menggunkan kedua lututnya.
                “Bagaimana?,masih mau lewanku?”. Kata Iwan sambil memutar lagi tangan Ade secara berulang-ulang.
                Tak jauh dari perkelahian mereka berdua,ada Reski dan Sullivan yang saling adu serang.
                “Apa yang kau fikirkan di pimpin oleh Iwan yang sok otoriter itu?”.kata Reski sambil menangkis serangan Sullivan.
                Dengan terus menyerang Sullivan menjawab. “Aku hanya terpaksa karena di semester satu aku kalah tanding dengannya”.
                Reski tertawa. “Hehehe,begitu yah?”.
Tawa reski membuat Sullivan berhenti tuk menyerang.”Apa yang kau tertawakan?”.
“Tak ada”. Jawab Reski,kemudian secara reflex Reski melakukan tendangan berputar kearah Sullivan. Sullivan pun terjatuh.
Setelah Sullivan roboh,Reski mencari-cari dimana Iwan berada.”Di mana anak itu?”. Matanya terus mencari-cari Iwan,sambil memukuli gerombolannya Iwan. “Hah,itu dia”. Dan akhirnya Reski menepukan yang dia cari dan segera berlari menuju kearahnya.
Sementara itu,Iwan yang asyik mempermainkan tangan Ade akhirnya di kejutkan oleh kedatangan Reski dengan cepat melayangkan lutut kirinya keadarah kepalanya, Iwan pun terjatuh.
“Ade,kau tak apa?”. Kata Reski sambil membantu ade tuk berdiri dan merangkulnya.
“Akhhh!”. Teriak Ade dengan keras. “kau tak usah merangkul aku,bukan kakiku yang cedera,tapi tanganku !”. Bentak Ade kedapa Reski.
Seolah tak mau kalah Reskipun ikut membentak. “Kau itu,sudah ku bantu malah kau membentak!, tidak sopan!”.
“Hey,hey,hey, Kalian bedua itu harusnya saling membantu melawanku yang kuat ini”. Iwan datang kembali sambil menyalakan rokoknya. “Sudahlah,kalau begini ceritanya tak usah rebut lagi”.
Reski pun tersinggung dengan ucapan Iwan yang barusan tadi.”Kurang ajar!”.
Reski ingin berlari dan menghajar wajah Iwan yang sombong itu tapi tiba-tiba Polisi pun datang dan masuk kearah stadion dan ingin menangkap mereka semua.
 
“kalian semua tengah malam masih saja rebut,jangan lari!”. Teriak salah satu Polisi yang datang yang ikut menggrebek.
                Kelompok yang tadinya berbaju hitam itu berhasil melarikan diri di sebabkan pakaian mereka yang kompak memakai pakaian gelap,sedang lawannya ada yang beberapa yang berhasil kabur ada pula yang tertangkap.
Waktu itu malam semakin larut, tiga orang dari kelompok bepakaian hitam itu memasuki sekolahnya dengan cara diam-diam,lampu kelas sepuluh satu di nyalakan. Terlihat Iwan,Sullivan dan Reymondo kelelahan, mereka duduk di meja yang sama dan saling membelakangi satu sama lain
Sang pemimpin menyalakan sebatang rokoknya dan menghirup asapnya dengan legah.”Sialan,kenapa bisa ketahuan Polisi”.
“menurutmu?”. Sang senior yang kini menjadi anak buah Iwan berbalik bertanya.
“Aku tak tahu”. Jawab Iwan singkat.
“Iya”. Sambung Sullivan.

Di parkiran rumah sakit. “Ivan kemana?”. Tanya Irwan kepada Imam.

Imam hanya menggeleng pertanda tak tahu Ivan mau kemana, merekapun pulang kembali kerumah masing-masing. Sebelum Imam di tinggal Ivan, lelaki yang suka band rock itu sempat bercerita tentang di temukannya sebuah lambang tengkorak di mana sang pelaku yang menyerang Yenni dengan ketapel itu berdiri sebelum berlari meninggalkan tempat kejadian
“Hah!, itu lambang gang Iwan di sekolah”. Kata Imam terkejut. Sebab itulah Ivan tanpa basa basi lagi berlari menuju sekolah,karena dia tahu tempat Iwan melepas malam yaitu di sekolah,tepatnya di kelas sepuluh satu

Sesosok bayangan muncul di pintu kelas mengagetkan mereka bertiga, Iwan terbelalak sesudah itu tersenyum.”Kau Ivan,ini kelasmu jangan malu-malu untuk masuk”.
Lelaki itu,tangan kirinya terluka akibat memancat pagar runcing milik sekolah,berjalan mendekat hingga wajahnya terlihat oleh nyala lampu yang terang.
“Oh,Ivan kau seperti hantu”. Kata Reymondo datar”Datang bikin kaget saja”.
Ivan mengulurkan tangannya dan memperlihatkan lambang gengnya dipegang oleh teman kelasnya itu.“lambang ini,adalah milik orang yang menyerang Yenni malam Ini”.Mereka bertiga sontak kaget,terlebih Iwan.”Entah sengaja atau tidak,pelakunya menjatuhkannya di TKP”.
“Jadi kau menuduh kami?”. Tanya iwan sambil menaikkan alis kanannya.
Ivan menggelengkan kepala sambil menutup kedua matanya perlahan.”Tidak,aku percaya kau,atau bisa saja kau pelakunya yang sebenarnya”.iwan memasukkan kembali lambang itu kedalam sakunya.”Saya mengenalmu Iwan,walaupun kau rese’ pengganggu dan suka bikin onar aku percaya kau tak akan mengganggu,melukai seorang cewek siapapun dia,entahkah ini milik Sullivan,Reymondo ataupun teman Geng mu yang lainnya yang tak suka hubunganku dengan Yenni”.
Mereka bertiga berdiri.”Tenang Ivan,kau tak usah berbuat apa-apa buat kami,kau tanganilah Yenni,jaga dia”.kata Reymondo sambil menepuk bahu kanan Ivan sebanyak dua kali.
“Biar kami yang akan mencari pelakunya yang tega mengadu domba kita”.lanjut Sullivan.
Ivan tersenyum.”Lihat mereka Ivan?,apakah mereka iri dengan hubungan kau dan Yenni?,kurasa tidak”.
“Yah yang kurasa kau pintar berkata-kata,saat menghisap rokok !”.gerutu Ivan dalam hati.
“Biar ku kami cari pelakunya,kau jagalah pasanganmu”. Kata Iwan dengan cueknya sambil menduduki meja yang lainnya.
“Habisi meeka yang ingin mengadu kita”.kata Ivan sambil meninggalkan ruangan itu.
Setelah Ivan pergi.“beraninya,ada orang yang mengaduku dengan sepupuku”. Emosi Iwan menggerutu dalam hati.
Ya, sebenarnya Iwan dan Ivan adalah sepupu satu kali,hmm Ayah iwan dan Ayah Ivan bersaudara,walaupun hanya saudara tiri tapi mereka akrab dan persaudaraan Iwan dan Ivan hanya sedikit yang tahu.
Keesokan harinya,sebelum bel jam pelajaran pertama berbunyi berita tertanggapnya Ade,Reski,Dika dan beberapa temannya tertangkap oleh polisi dengan tuduhan penyerangan dan pengeroyokan di dalam Stdion Prasamya Majene tadi malam yang menyebar berita tersebut tak lain dan tak bukan Irwan yang selalu up date dengan berita-berita terbaru.
Irwan yang kala itu berjalan menuju kelasnya tiba-tiba. “Ada apa?”
Menghadang dengan mata tajam dan licik .”Berita apa yang kau punya?”. Pertanyaan keluar di mulut lelaki kurus itu sedkit merubah mimic mukanya agar terlihat ramah.
“Pandangan Irwan berubah menjadi awas.”Hmm..harus berhati-hati kalau bicara dengannya”. Pikirnya dalam hati. “Yang aku punya,berita beberapa senior di sekolah kita di tangkap polisi semalam”. Katanya lagi,kali ini terucap langsung dari bibirnya.
“Apakah itu benar?,berita itu sudah terdengar kepenjuru kelas di sekolah ini”. Masih Iwan menampakkan wajah manisnya dan tetap saja wajah liciknya tetap kentara.
Dengan tawa yang kencang Irwan menjawab.”Ya,jellas apa yang nggak akurat dari berita saya?”.
“Heh”. Iwan tertawa pendek.”Terus yang di belakangmu itu siapa?”.
Sontak Irwan kaget di karenakan di belakangnya tiba-tiba Ade,Reski dan Dika berada di belakangnya dengan menggunakan seragam sekolah rapi,lengkap dengan tas mereka.
Iwan mundur beberapa langkah.
Ade yang melangkah duluan kemudian memeluk Irwan.“Hah,kau meleset nak”.
Kemudian di susul dengan Rezky yang terus berjalan.”Ups! rupanya ada yang nggak akurat lagi nih”. Katanya sambil senyum meledek.
Yang terakhir Dika yang Cuma mengangkat topi sekolahnya dari kepalanya dan memasangnya kembali di atas kepalanya,mereka bertiga melewati Irwan dan Iwan.
“Pertempuran kemarin”.Tiba-tiba Iwan berkata tanpa arah.
Merasa dirinyalah yang di tuju Ade berbalik dan menghadap Iwan.”kuarasa begitu”. Iwan dan Dika juga ikut berhenti tapi tak mendekati Iwan,mereka berdua cuek tapi mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
“Siapa yang menyuruh kalian memakai pakaian hitam semalam?”. Tanya Ade kepada Iwan.
“Hah, itu usulan kami-kami saja,kau tak perlu tahu”. Jawan Iwan dengan resenya.
Ade menarik nafas panjang dan menghembuskannya,Reski dan Dika sudah siap bergerak bila terjadi sesuatu yang tak diinginkan,walaupun Irwan tak suka prilaku Iwan tetapi diakan juga ikut membela bila saja ada yang mengacau di depan kelasnya.
“Ku kasih tau yah?”. Ade mendekatkan wajahnya kewajah Iwan.”Waspadai saja orang yang mengusulkanmu semalam memakai pakaian hitam itu”. Ade kemudian menjauhkan mukanya.”Orang itu patut di curigai”.Ade pun berlalu bersama kedua temannya dan menaiki tangga menuju kelasnya,Irfan yang dari kejahuan yang ingin naik kelantai dua menuju kelasnya kaget menyaksikan Ade dan teman-temannya berhasil bebas dari tangkapan Polisi.”Apa!”
Irwan dan Iwan pun saling bertatapan.”Apa!”. teriak Irwan.”Ada yang salah?”. Irwan pun berlalu juga menuju kelas sepuluh satu. Iwan hanya geram dalam hatinya.”Agil !”.


Jam istrahat, Iwan mencari Agil kesana kemari hingga kepinggir lapangan sekolah di tepatnya di depan lab kimia, di dekat situ ada Irwan sedang menyaksikan kejadian yang menurutnya menyenangkan di tengah-tengah lapangan, Iwan mendekati Irwan dan melihat kearah lapangan dan…
“Sullivan dan Reymondo”. Sahut Iwan
Menyadari pemimpin kelas sebagian kelas sepulu itu berada di sampingnya Irwan terkejut.
“Kepana mereka?”. Tanya Irwan sambil menaikkan kepalanya sebagai pengganti jari tangannya untuk menunjuk
“mereka berdua di hokum karena telat datang”. Jawabnya sambil tersenyum
“hah”. Balas Iwan singkat
Merasa tidak tertarik dengan tontonan itu,Iwan kembali mencari apa yang dia cari sebelumnya,sampai saatnya Iwan tiba di pintu perpustakaan, di lihatnya Agil duduk di salah satu bangku perpustakaan ber mejakan yang di sediakan empat orang untuk bisa menggunakan meja itu untuk membaca buku maupun menulis.Iwan memasuki perpustakaan, dilihatnya Agil dan di depannya ada dua orang siswi cewek yang tengah menulis,entah dia sedang menulis apa itu tak pentng, dan di sampingnya Agil duduk Imam yang  tengah asyik membaca buku perpustakaan, nah, Imamitu yang harus Iwan waspadai.
Iwan menunduk di belakang Imam dan Agil “Psstt”. Kepala Iwan muncul diantara Agil dan Imam yang tengah duduk.
“Aa..aa”. Agil kaget dan gugup,ataukah dia gugup sambil kaget?. Enatahlah.
“Ada apa?!”. Gertek Imam dengan nada pelan.
Sepertinya Iwan harus lebih berhati-hati. “Aku ingin membunuh orang yang suka sok propokatori sok jadi mata-mata dan yang sok jadi penghianat di sekolah ini”.
“Maksudmu?”. Tanya Imam sambil menutup buku yang dia sedang baca tadi.
“Hmm.. kasus yang menimpah Ivan,saya,dan para senior baru-baru ini adalah perbuatan satu pihak!”. Jawab Iwan sambil berbalik pandangan kea rah Agil dan melotot. Kemudian Iwan meluruskan badannya..
Imam tersentum kecil dan segera mengerti maksud perkataan Iwan.”Iya ,soal itu dari awal ada pasti ada yang tidak suka dengan keeksisan kita hah?”.Imam tertawa pelan.”Hehehehe”
Iwan juga ikut tertawa.”Sbaiknya kalian berdua berhati-hati,aku pergi dulu”. Katanya kemudian pergi meninggalkan perpustakaan.
Iwan berjalan menuju kelasnya, dan dia baru ingat kalau Ivan tak masuk sekolah.Iwan ingin menuju ke loteng atas untuk mengecek apakah Rival kesayangannya itu berada disana apa tidak?.
“Hey!”. Ada yang memanggil Iwan dari belakang,Iwan berbalik. Rupanya Itu suara Reymondo.
Reymondo pun mendekat.
                “Hey,tadi kau terlambat”. Kata Iwan sambil memperhatikan pakaian seragam Reymondo yang penuh keringat.”Kau bau sekali nak!”.
                “A..ak..”. Reymondo berhenti melanjutkan ucapannya dan menciumi badannya.”Hehehehe,wajarkan cowok”
                “Mana Sullivan?”. Tanya Iwan lagi kepada Reymondo
                “Heh,dia ada di kelas,kelihatannya dia kelelahan jadi mungkin saat ini dia istrahat di kelas”.Jawab Reymondo
                Mereka jalan beberapa langkah dan mendapati tempat duduk panjang dekat kelas mereka kemudian duduk.”Ada yang tidak beres dengan Agil”. Bisik Reymondo dengan bergaya ala mata-mata kepada Iwan.
                Iwan kaget dan menjauhkan sedikit wajahnya kepada Iwan.”Tidak beres?,maksud loe?”.
                “Kami sengaja terlambat kesekolah karena  sebelumnya kami berdua kerumah sakit dan menjenguk Yenni”. Kata Reymondo sambil memelankan suaranya kepada Iwan.
                Lalu kemudian Remondo menjelaskan kembali,ternyata sebelum mereka beranjak dari ruangan yang dimana Yenni di rawat,rupanya Yenni mengetahui beberapa rahasia di balik kasusnya itu, pertama secara tidak sengaja Yenni melihat Agil dan Irfan saling berbicara tapi kelihatannya membahas sesuatu yang rahasia,padahal jika di lihat sekilas mereka berdua tak saling sapa, kedua, Yenni melihat kalau pelaku yang menyerangnya itu semula ingin menyerang Ivan tapi keburu jalan kami berdua di percepat karena Ivan menginginkan Yenni jadi sasaran meleset dan mengenaiku secara tiba-tiba.
                “Jadi begitu”.senyum Iwan.
                “Eh..”Reymondo gugup tak bisa melanjutkan kata-katanya.
               
Di loteng paling atas salah satu gedung sekolah,tempat biasanya mereka berkumpul saling bercerita kini hening. Hanya Ivan yang bersandar di tembok sambil menghisap rokok yang dia selipkan di jari telunjuk dan jaritengah tangan kanannnya.
“Hey cengeng”. Suara lelaki bergemah meneriaki Ivan dengan akrab
Ivan hanya melirik lelaki brengsek dan sok jagoan itu,dialah Iwan.Iwan tersenyum dan menghampiri Ivan,mereka pun saling berhadapan dan berpandangan.
“apa!”. Gertak Ivan. “Kau jangan berlagak keren,aku tak ingin di ganggu dulu”.
Iwan masih tersenyum dan segera ikut bersandar di tembok seperti yang Ivan lakukan,Iwanpun menceritakan semuanya kepada Ivan tentang apa yang dia dengar dimulut Reymondo beberapa menit yang lalu. Mereka kemudian memanggil sang senior,Ade. Mereka kemudian menyambungkan kejadian-kejadian yang terjadi beberapa hari ini.
“Tidak salah lagi”.kata Ade sambil melirik kedua juniornya itu.
“Tidak salah lagi?,maksunya?”. Tanya Ivan kebingungan.
“Iya tidak salah lagi kita tidak masuk pelajaran terakhir”. Sang senior mulai bercanda.
“walau pun kau kakak kelas kami kalau tak bisa menempatkan candaan mu,aku bisa saja membunuhmu”. Kata-kata Iwan barusan mendinginkan suasana.
Ade melirik kea rah lantai.”Jadi, kita tunggu saja pergerakan mereka”.


Pukul 3.30 di dalam kelas sepuluh satu,siswa dan siswi di kelas itu belum pulang karena ada pekerjaan tugas mereka yang harus di selesaikan, semuanya ada di dalam kelas kecuali Ivan dan Irwan . Nampaknya Iwan sudah tak tahan lagi melihat tingkah Agil ,walaupun Agil itu ramah tetap saja Iwan sudah tahu perilaku yang sebenarnya.
Iwan beranjak dari tempat duduknya,tanda di sadarinya Imam dari kejahuan memperhatikan gerak geriknya yang ingin meneyang Agil, Iwan terus mendekati Agil, tersadarkan Firmansyah yang sedang menjadi lawan mengobrol Agil di tempatduduknya.
Tatapan tajam Iwan menuju Agil,tanpa basabasi lagi Iwan mencekik lehernya dengan menggunakan tangan kanannya.
“hey Iwan!, apa yang kau lakukan!”.Firmansyah yang saat itu di samping Agil berusaha melerainya.”Hey kau!”. Kembali Firmansyah berteriak sambil melayangkan pukulannya kearah wajah Iwan denga cara bertubi-tubi
Hanya satu kalimat yang keluar dari mulut Iwan,itupun hanya untuk Agil.”Kau laki-laki munafik”.
                Wajah Agil kelihatan ketakutan tangannya yang kurus tidak dapat melepaskan cekikan tangan Iwan di lehernya
                “Hey apa yang kalian lakukan !”. Suara gertakan terdengar dari kejahuan,Rupanya Imam yang mempunyai suara kencang itu.
                Mendengar suara Imam,Iwan pun melepas cekikannya,Firmansyah dengan cepatnya melindungi Agil dan mendorong Iwan agar menjauh dari Agil. Iwan pun menuju pintukelas,sempat Iwan berjalan sambil merapikan seragamnya dan menatap Imam,mereka saling bertatapan tajam.
                “Sampai tua aku benci tatapan mu itu !”. Teriak Imam sambil mengacungkan jari tengahnya kepada Iwan.Iwan pun pergi meninggalkan kelas sepuluh satu, suasana kelas menjadi hening
                “kau taka pa?”. dengan paniknya Firmansyah bertanya kepada Agil.
                Dengan simplenya Agil hanya menganggukkan kepalanya sekali. Merekapun duduk kembali
Selewat kejadian itu,Ivan pun datang bersama Irwan di belakangnya. Seolah-olah heran,mereka berdua menyaksikan suasana kelas yang begitu hening.
“Ada apa?”. Kata Irwan yang seketika itu masuk kedalam kelam,Irwan menatap kearah Imam yang masih menahan emosinya akibat kejadian beberapa menit yang lalu.
Ivan pun menghampiri Agil dan Firmansyah yang masih bermimik tegang,Ivan member Iyarat atau kode kepada Firmansyah dengan mengangkat kepalanya sekali,seakan menanyakan apa yang terjadi.
“Penyebabnya Iwan”. Jawab Ivan singkat.
“Agil,kau dalam perlindunganku”. Kata Ivan sambil beranjak dari mereka berdua menuju ketempat duduknya.


Sore itu, pukul 05.40 PM kelas sepuluh satupun bubar keluar kelas dan behamburan di lapangan sekolah. Mereka semua terkejut rupanya Iwan  dan teman-temannya sudah menantinya,dan menghadang, tak lupa dengan Sullivan dan Reymondo juga ada di sana sebagai pemihak Iwan.
Langkah kawanan kelas sepuluh satu terhenti,Irwan pun maju kedepan kawanannnya.”Ada apa?!”.
Dengan tenang Iwan menjawab.“Aku tak punya urusan dengan lelaki cerewet sepertimu”. Ivan pun memberikan kode kepada teman-temannya agar Agil, pria yang dia inginkan di bawakannya di hadapan mereka.
“Jika kalian, menyentuh Agil,kalian hancur !”. Teriak Ivan kepada teman-teman Iwan,tapi itu tak di hiraukan mereka.
“Hey,Iwan bencong !”. Kemudian terdengar suara darikejahuan, rupanya Reski yang berada di balkon di lantai duayang mencoba mengalihkan perhatian mereka semua.
“Adapa apa hah!”. Teriak balik Iwan.
Rezky menunjuk-nunjuk kearah bawah seakan menunjukkan sesuatu,mereka semua yang di bawah, rupanya Ade dan dika berlari kearah mereka.”Kalian para junior kerjanya Cuma bisa berkelahi saja!” Teriak Ade sambil terus berlari.Dan segera di hajarnya beberapa siswa di kelas sepuluh satu yang ada di depannya termasuk Irwan,Ivan dan Imam.Sebagian darinya berlari keluar sekolah  dan ada pula masih berhadapan dengan mereka.
“Hey, apa yang kalian lihat?!”. Teriak Iwan kepada teman-temannya,hajar mereka berdua
Belum lepas , perkataan Iwan datanglah Anggota dari kelas dua IPA3,IPS1  dan 2 datang membantu Dika dan Ade, sedang Rezky tengah asyik merekam perkelahian mereka dari balkon lantai dua dengan menggunakan handycame miliknya.
“Hey kau!”.teriak Ivan kepada Agil sambil menarik tangannya untuk pergi dari kerumunan itu. “Ikuti aku bodoh!”. Kemudian merekaberdua berlari menuju bagian belakang agar tidak ada yang bisa mengejar Agil lagi.
“Kau tahu?, mereka semua mencurigaimu”.kata Ivan sambil terus berlari menuju bagian belakang sekolah.
“Maksudmu?”. Sambil mengikuti alur lari Ivan yang begitu cepat.
“Iya,mereka menuduhmu yang mengacaukan semuanya di sekolah ini”. Ivan menjelaskan sambil terus berlari
Sontak Agil pun kaget dan menghentikan langkahnya.”Jadi,kalian semua tak mempercayaiku?”. Agil menunduk.”Kita terus bersama kenapa kalian malah mengkambing hitamkan ku seperti ini!”. Teriak Agil sambil melototkan matanya kearah Ivan.
Ivan mendekati Agil sambil memegangi pundaknya.”Aku percaya pada kau,Agil”.
Kemudian Agil yang semulanya emosi kini meubah eksperisnya menjadi gembira,dan tertawa terbahak-bahak.”Hahahhahahhaha…!”.
Kini Ivan yang menjadi kaget.“Ada apa?,hey, Agil kau baik-baik saja”.
Kudian tangan Ivan yang memegang pundaknya dia menyingkirkannya.“Sudahah,jangan sok baik denganku”.
“Apa maksudmu Agil?”. Tanya Ivankepada Agil.”kau lancangnya berkata padaku,temanmu sendiri?”
Kembali Ivan tertawa dengan kerasnya.”Kau bukan temanku,teman-temanku ada di belakangmu”.
Seketika Itu Ivan berbalik,dan di belakangnya sudah ada Irfan yang siap menghantam Ivan dengan pukulannya. Tak sempat menangkis serangannya,Ivan pun terkena di bagian kepalanya. Dari belakang Irfan muncul teman-temannya dari anak bahasa,hanya empat orang yang maju, empat orang dari kelas dua Bahasa  dan memegangi Ivan. Dua orang itu mengunci pundak bagian kiri dan kanan dan dua orang lainnya memegangi lengan kiri dan lengan kanannya serta mengunci kaki kiri dan kakikanannya dengan kaki mereka masing-masing.
“Kau!”.teriak Ivan kepada Irfan.
Irfan hanya tertawa licik. Tak lama kemudian muncullah Fahry,dan Agilpun ikut bergabung, Fahry kini berada di antara Agil dan Irfan yang berhadapan denga Ivan yang tengah tak bisa bergerak leluasa lagi.
“Jadi,Ivan?”. Pertanyakan dengan nada meledek keluar dari mulut Fahry.”Kau kiraini tanpa alasan hah?, aku hanya kasihan melihat Agil yang tiap hari di bully oleh Iwan dan teman-temannya,ajakan kerja sama ini adalah langkah awal agar Agil menjadi salah satu orang yang paling di takuti di sekolah ini”.
“Jadi,yang menyerang Yenni itu benar kau Agil?”. Ivan mulai berbicara.
Fahry melirik Agil.“Jawablah Agil,jawablah dengan jawaban yang memuaskan”.
Agil gugup mau menjawab apa,Agil menatap mata Ivan yang mulai mengeluarkan eksperi marahnya, dan di sisi lain Irfan kelihatannya tidak akan tinggal diam jika dia tak menjawabnnya dengan benar.Agil pun menari nafas panjang dan mmengeluarkannya. “Maaf Ivan,aku melakukannya karena Yenni sudah tahu rencana awalku bersama Fahry untuk mengahlahkan Iwan,Yenni mengancam akan memberitahukan rencana kami kepada Iwan bila aku terus bergaul dengan anak kelas 2 bahasa”.
“Lalu?”.ucap Ivan.
“Lalu kucoba untuk menyingkirkan Yenni,pada malam itu”. Jawab Agil
“Kurang ajar !”. teriak Ivan, Tubuh Ivan mulai tak terkendali untuk melespaskan diri dari cengkraman keempat orang itu.
“Lanjutkan Agil!”. Fahry menatap Agil dengan tajam.”Katakan lagi”.
“A..aku, meninggalkan logo dari lambang milik Iwan agar kau dan Iwan saling berseteru”. Lanjut Agil lagi.
Ivan sudah tak tahan mendegarnya,darah di kepalanya mulai mendidih
“Agar nama Iwan menjadi rusak dan kaupun dapat mengalahkannya, dendam Agil kepada Iwan terbalaskan ”. lanjut Fahry.”Mantapkan?”.
“Ka..li..an , memang cerdik!”. Akhirnya Ivan berhasil melepaskan diri dari keempat orang itu danlangsung mencekik leher Fahry dengan tangan kanannya.”Kalian bergerak,kalian kan melihat pemimpin kalian mati,dan aku kan menguasai kelas kalian”. Ivan yang semakin emosi.”Agil,kau orang baik,bersembunyilah ketempat yang ku tujukan tadi,bila Iwan melihatmu kau bisa mati”.
Agil pun mengangguk dan pergi menuju bagian belakang sekolah.
“kau,menyembunyikan penghianat dalam hidupmu”. Kata Fahry yang masihtercekik oleh tangan Ivan.
“sudah mau mati masih saja berkata macam-macam”. Balas Ivan kepada Fahry.
Kepala yang yang berdarah akibat pukulan Irfan tadi sudah tidak di pedulikannya,kemudian Ivan melepaskan cekikannya itu.”Akan lebih jantan bila kalian semua menyerangku secara bersamaan”.
“Kalian tunggu apa lagi?, serang dia!”. Teriak Fahry kepada Teman-temannya yang semuanya laki-laki agar mereka dari kelas Dua Bahasa menyerang Ivan.semuanya pun menyerang Ivan.
Rupanya di dari belakang Reski sudah merekam kejadian awal sejak pengakuan Agil tadi hingga perkelahian yang saat ini mereka lakukan.
Rezky yang asyik merekam tanpa dia sadari Iwan,Imam,Irwan,Reymondo,Sullivan,Dika,Dan Ade sudah ada di samping mereka juga asyik menyaksikanpertarungan satu lawan banyak orang tersebut.
“Hey anak bandel”.Sapa Dika kepada Rezky yang asyik merekam.
“Kau mengaketkan ku anak siapan”. Jawab Rezky sambil terus merekam.”Mana yang lain?,kenapa Cuma ada kalian?”.
“kita suruh balik duluan deh hehehe”. Jawab Dika.
Rezky hanya memandangi Dika sekali dan menggelengkan kepalanya sambil terus merekam.
Iwan dan Ade,mereka berdekatan dan terus menyaksikan Ivan yang di keroyok kelas Dua Bahasa tersebut.
“sebenarnya nggak tega sih orang sekelas denganku di keroyok seperti itu”. Kata Ivan yang mencoba menyembunyikan hubungannya dengan Ivan kepada Ade.
Ade melipat tanngannya dan membalas.“tak usahlah,lagian yang mendominasi permainan kan Ivan juga”.
“Hmmm”. Hanya itu yang keluar dari mulut Iwan.
Sementara itu Ivan yang sudah membereskan seniornya dari kelas bahasa pun berbalik dan menyaksikan teman-temannya hanya menontonnya dari kejauhan.”Apa?,jadi kalian hanya melihatku di keroyok begini?!”. Ivan yang melihat teman-temannya hanya melihatnya kemudian lemas dan berjalan menuju mereka dangan langkah lunglai.
“hey Iwan, Jika kau masih punya masalah dengan Agil,dia ada di belakang,hajar saja kalau mau di hajar,dia yang mengadu dombakanmu beberapa hari ini”.katanya sambil terus berjalan meninggalkan yang lainnya.
“Apa kau tak mau ikut?”. Pertanyaan Iwan itu tertuju pada Ade yang tengah menahan Iwan untuk tidak berjalan jauh dari mereka.
“cukup kaulah,maka Agil kan mengerti kenapa ada kejadian seperti ini”. Jawabnya sambil merangkul tangannya di siku tangan kiri Ivan.
“Okey!” balas Iwan singkat,sambil member kode kepada Reymondo dan Sullivan agar ikut dengannya.
Dibagian belakang sekolah di antara dinding kelas belakang dan pagar sekolah Agil yang tengah menyandarkan dirinya ketembok pagar sekolah sambil menghilangkan rasa tegang dengan menghisap rokok.
“Cilukba!”. Iwan pun muncul dengan cara tiba-tiba.”Kaget ya?”.
Iwan  kemudian mundur dan membuang rokoknya yang kelihatannya belum habis.
“Saya nggak sendiri loh”. Iwan maju beberapa langkah agar agil melihat di belakangnya ada Reymondo dan Sullivan juga ikut. Iwan pun tersenyum dengan ala brengseknya.
“Pesta di mulai nak”. Katanya sambil mendekati Agil.

Di gerbang sekolah ivan dan Ade saling berbincang,sedang yang lainnya tengah membersihkan diri di dalam kamar mandi milik sekolah.
“Tadi itu ekting yang hebat tukmengecoh Fahry dan Agilbiar semuanya terbongkar”. Ujar Ivan sambil tersenyum dan menahan sakit lukanya akibat pertarungannya tadi.
“Hehehe,itu juga karena rencana kekompakan kita,dan Iwan dia baru kali ini kulihat dia bisa di ajak kompromi”. Balas Ade yang tengah merapikan rambutnya.”Jadi, di kelas dua nanti pilih jurusan apa?”.
Belum sempat menjawab Imam dan Irwan datang.
“ya jurusan IPS lah”. Kata Irwan sambil menepuk-nebuk pundak Ivan dari belakang.”Kami betiga sudah sepakat tuk memilih jurusan itu”. Irwan,Imam,dan Ivan pun saling berpandangan
“rupanya sudah memilih jurusan IPS yah”. Senyum Ade kepada mereka bertiga.
“kami bertiga memang jurusan tapi tetap kompak”.Rezky tiba-tiba juga muncul.
“Ya!”. Tambah Dika singkat.”Di mana Ivan dan temannya itu? Kita harus menunggunya?”.
Kemudian Imam Refleks menjawab“Hmm tadi ku kirimkan pesan singkat kepada Sullivan,katanya dia menyuruh kita pergi duluan,katanya masih ada pesta yang akan dia lakukan bersama Agil”.
Mendengar perkataan Imam itu akhirnya mereka pergi dengan tawa yang keras.


Beberapahari kemudian,malam sebelum hari pertama ulangan semester di mulai di Rumah Sakit umum Majene Ivan tengah menjenguk Yenni di rungan VIP. Mereka berdua sengaja di tinggal keluar oleh kedua orang tua Yenni agar mereka leluasa tuk berbicara.
“sudahlah,kau cepat pulang besok kau ulangan semester”. Perintah Yenni yang masih terbaring lemah, tapi dia kuatkan dirinya agar Ivan tak cepas lagi.
“Iya nyonya,entar lagi,aku masih pengen ngobrol sama kamu”. Kata Ivan lagi sambil mengusap-usap siku tangan kanannya.”Agil dan Fahry sudah di adili oleh para siswa dan siswi di sekolah,katanya mereka berdua harus pindah sekolah karena melakukan hal licik”.
“jika tidak?”. Tanya Yenni seketika.
“Ya jika tidak mereka akan di Bully setiap hari jika mereka datang sekolah”. Jawab Ivan.
“Hmmm”. Balas Yenni singkat.
“Aku sayang kamu”.kata-kata Ivan mulai serius.
“Ah,kau selalu bergurau”.Balas Yenni coba cairkan suasana.
Lalu Ivan medekatkan wajahnya ke telinga kanan Yenni.“Cepat sembuh,I love you”. Setelahitu Ivan menjauhkan kembali wajahnya dan kembali ke posisi semula
Kemudian Yenni menatap Ivan dengan serius.“Sudahlah,aku takkan terpengaruh oleh gomabalanmu!”.
Sontak Ivan kaget dan berkata sambil mengangkat-angkat kedua tangannya.”Memang dari dulu kau tak pernah percaya denganku”.
“Jika serius,kalau sukses nanti langsung kerumahku saja,aku tak butuh kata-kata palsu dan gombalan seperti tadi”.kata Yenni.
Ivan menghentikan gerakannya dan tunduk malu.”Baiklah,tunggu aku,akan kesana kerumahmu karena memang kan ku tunjukkan kalau aku memang serius”






THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar